Siera merasa terasing dan mencoba menjauh. Dia mulai menjelajahi hutan dan terbang lebih tinggi, mencari cara untuk mengatasi perasaannya. Namun, setiap kali dia melihat Ruby dan Elisa bersama, hatinya terasa semakin berat.
Suatu sore, saat hujan mulai turun, Siera memutuskan untuk berbicara dengan Ruby. "Aku ingin kau tau, aku mencintaimu, Ruby." jujurnya dengan mata berkaca-kaca.
"Siera, aku....."
Sebelum Ruby menyelesaikan kalimatnya, Elisa muncul. "Ruby! Ada yang ingin ku bicarakan!"
Siera merasa kesal sekaligus sedih. "Aku akan pergi," seraya mulai terbang tinggi membiarkan angin membawa air matanya.
Di atas awan, Siera merenungkan semuanya. Dalam keheningan, dia merasakan kehadiran angin yang lembut, seolah mengingatkannya untuk tidak menyerah.
Beberapa hari kemudian, Siera mengajak Ruby berbicara lagi. Mereka bertemu di tepi danau di mana pelangi sering muncul setelah hujan.
"Aku tau. Apa ini tentang kita dan Elisa?"
"Sebenarnya bagaimana perasaanmu terhadapnya?"
"Elisa adalah temanku, aku tidak merasakan apapun lebih dari itu," jawab Ruby menatap mata Siera.
"Aku ingin tau, apa kau mencintaiku?"