Tita pun tersenyum mengangguk, "Iya sayang! Mama hamil."
Kabar baik itu telah merubah hari-hari mereka menjadi kian penuh semangat. Hari-hari menanti kelahiran anggota keluarga baru dalam rumah itu menjadi momen yang sangat berharga.
Tak terkecuali Linda, beliau lebih sering berkunjung ke rumah mereka untuk sekedar memastikan Tita dalam keadaan baik-baik saja.
Hingga tak terasa waktu telah berganti, segala persiapan untuk calon bayi mereka juga telah rampung. Hari kelahiran pun telah tiba. Tita melahirkan bayi laki-laki yang tampan.
"Aku benar-benar bersyukur dan senang, kamu sudah melewati semuanya dengan baik Ta. Makasih sudah melahirkan anak ini untuk aku." ucap Reno seraya mengusap air mata di sudut matanya.
"Makasih, sayang! Kamu sudah mendampingi aku di sini."
Namun sayangnya, kebahagiaan mereka harus dirampas oleh kehadiran Luna, mantan istri Reno. Satu bulan setelah Tita melahirkan bayinya, Luna menculik bayi itu dan menjadikannya sebagai sandera. Luna akan mengembalikan bayi itu jika Reno mau kembali pada dirinya.
Sungguh dilematis, jelas Reno sudah tak ingin menerima Luna. Reno juga sangat mencintai Tita, sementara kini dia memikirkan nasib bayinya yang ada dalam kuasa Luna.
Tapi tak disangka, pada akhirnya hanya Chintia yang mampu meluluhkan hati dan menyadarkan ibu kandungnya, bahwa apa yang dilakukan beliau tidak benar.
Meski dengan berat hati dan penuh penyesalan, Luna mengembalikan bayi itu kepada Tita. Luna juga tidak memaksa lagi untuk Chintia ikut dengannya. Wanita itu menyadari bahwa dirinya bukanlah ibu dan istri yang baik di masa lalu.
Luna yang putus asa dan kalut, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggak banyak obat penenang yang tidak hanya membuatnya tenang sesaat, tapi juga untuk selamanya.