Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengulik Batas Usia Kerja yang Masih Kerap Menghantui

3 Agustus 2024   10:49 Diperbarui: 3 Agustus 2024   10:58 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : antaranews.com

Masih ingat dalam ingatan kita semua, bahwa beberapa waktu lalu sebuah perusahaan mencoba untuk merekrut lansia sebagai pekerjanya.

Entah apa motif yang mendasari perusahaan itu melakukan hal tersebut. Namun yang pasti pada saat mendengar hal itu, yang muncul dalam benak saya adalah "buat apa sok-sokan memperhatikan produktivitas lansia, sementara calon pekerja yang berusia 26 tahun ke atas masih sangat kesulitan untuk memperoleh pekerjaan baru."

Sebab kenyataan yang terjadi, hampir seluruh sektor industri dan perusahaan membatasi rata-rata usia calon pekerja mereka maksimal di angka 25 tahun. Yang berarti calon pekerja berusia 26 tahun dan seterusnya, tidak akan diterima untuk bergabung di perusahaan meski calon pekerja ini memiliki pengalaman sebelumnya, dan secara logika mereka berkompeten untuk direkrut.

Sangat mungkin perusahaan lebih mempercayai calon pekerja usia muda karena dinilai lebih fresh, dan masih punya banyak energi yang pastinya sangat dibutuhkan perusahaan dalam menerapkan sistem kerja dengan mobilitas yang cepat dan efisien.

Menurut pandangan saya, artinya pendapat ini bisa benar atau tidak, bahwa perusahaan kurang tertarik mempekerjakan calon pekerja yang berusia lebih matang sebab perusahaan tidak ingin direpotkan.

Umumnya, calon pekerja yang sudah berusia matang, memiliki cukup banyak pengalaman di dunia kerja. Maka, perusahaan tidak ingin repot-repot bernegosiasi perihal gaji, uang bonus, tunjangan, masalah loyalitas karyawan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan menganggap bahwa calon pekerja yang sudah berpengalaman, akan lebih banyak memberi tuntutan kepada perusahaan.

Tak hanya itu, perusahaan juga menganggap bahwa pekerja dalam usia tersebut mungkin sudah mengalami penurunan daya tangkap untuk menerima materi training dengan cepat. Meski mereka berpengalaman dalam bekerja, namun sistem yang diterapkan dalam setiap perusahaan tentu tidak sama.

Karyawan atau pekerja dengan daya tangkap yang kurang baik, akan dianggap cukup merepotkan bagi perusahaan. Maka tampaknya, perusahaan menolak bukan karena mereka tidak dinamis dalam beradaptasi. Sebaliknya, pekerja yang sudah berpengalaman biasanya akan lebih mudah mengadaptasikan dirinya pada tugas, tanggung jawab, dan lingkungan kerjanya yang baru.

Perusahaan mungkin menganggap mereka yang masih muda dan tergolong fresh graduate, tidak memiliki banyak tuntutan kepada perusahaan. Bahkan sebagian dari mereka tidak mempermasalahkan gaji, karena yang terpenting bisa diterima bekerja saja sudah sangat bersyukur, sehingga mereka pun memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman kerja.

Selain itu, perusahaan juga menganggap calon pekerja yang masih muda cenderung memiliki daya tangkap yang baik dan cepat. Sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam menyampaikan materi trainingnya.

Tak sampai di situ saja, penampilan karyawan juga menjadi hal yang penting bagi perusahaan dalam membangun image-nya di mata masyarakat. Dari sanalah istilah good looking menjadi syarat yang mungkin dapat dipenuhi oleh mereka yang berusia muda, karena wajah-wajahnya terkesan masih segar dan penuh aura semangat.

Kalaupun ada perusahaan yang menetapkan batasan usia 30 tahun - 45 tahun, biasanya posisi yang ditawarkan ialah setara manajer, dan tentunya dengan pengalaman kerja lebih dari 2 tahun pada sektor atau bidang yang sama dengan perusahaan tersebut.

Namun jika menilik kondisi sosial dan ekonomi saat ini, rasanya kebijakan perusahaan untuk membatasi usia calon pekerja sangatlah tidak relevan lagi diterapkan.

Pembatasan usia dalam dunia kerja hanya akan melahirkan banyak pengangguran. Dan para pengangguran ini adalah mereka yang sebetulnya masih sangat produktif dan berkompeten, serta sangat memahami arti bertanggungjawab.

Pembatasan usia dalam dunia kerja juga menjadi penyebab memburuknya situasi ekonomi di negeri ini. Maka tak heran jika belakangan ini merebak isu bahwa kalangan menengah semakin sulit bertahan, mereka sulit untuk jadi kaya dan sangat rentan mengalami kejatuhan/ kemiskinan.

Padahal, setiap orang yang telah memasuki usia kerja akan memiliki hak-hak yang sama, terutama untuk dapat memperoleh pekerjaan yang baik, demi terciptanya keberlangsungan hidup yang layak.

Sepanjang pengalaman saya bergelut di dunia kerja, saya pun pernah menjadi korban dari kebijakan pembatasan usia ini. Di mana saat itu pihak penyeleksi karyawan baru terang-terangan mengatakan, bahwa sebenarnya saya dinilai kompeten untuk mengisi posisi yang dibutuhkan, namun sayangnya usia saya setahun lebih tua dari standar yang mereka tetapkan.

Hal semacam itu tak hanya sekali dua kali saya alami, gagal karena terbentur usia. Harapan saya di kemudian hari untuk sektor industri, BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta di negeri ini dapat memberikan kelonggaran terkait usia calon pekerjanya.

Pembatasan usia dapat dikatakan tidak masuk akal jika harus mekesampingkan mereka yang sebenarnya masih sangat produktif dan memiliki kemampuan kerja yang mumpuni.

Dan semoga departemen ketenagakerjaan dapat lebih aktif dalam berperan dan mendukung kebijakan suatu perusahaan, yang mana kebijakan tersebut berdampak positif untuk calon pekerja dan karyawannya.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun