Kau teteskan penawar luka ke dalam kopiku setiap pagi
Dan menebar mantra kebahagiaan di setiap celah waktu
Masa ke masa terus bergulir, namun mantra itu lenyap tak bersisa
Telah habis pula penawar luka yang kau racik untukku
Sesaat kau ditelan takdir, lalu muncul membawa jenis luka lain
Akankah kau jadi satu-satunya penawar, bagi luka yang kau bawa sendiri?
Beruntungnya kau, sebab di sini cinta masih tersisa untukmu
Bogor, 16 Juli 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI