Semalam aku gelisah, tak bisa tidur karena terus memikirkan jawaban atas pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benakku. Mengapa donat hanya punya satu lubang?
Pasti kamu mau bilang, "Ada kok donat yang ngga bolong!"
Tepat sekali! Donat yang tidak memiliki lubang atau tidak bolong, disebut bomboloni. Tampilan donat tanpa lubang di tengah ini, merupakan donat isi yang berasal dari Italia.
Belum berhasil menemukan jawaban atas pertanyaanku, eh malah muncul donat tiga lubang di google. Donat ini disebut dengan Trinut, hasil karya seorang pemilik usaha bakery di London Utara, Inggris yang bernama Freeman.
Freeman mengungkap bahwa donat ini didesain sedemikian rupa untuk memudahkan orang yang memakannya. Tiga lubang di tengah donat ini, tepat sebagai tempat jari untuk memegang donat ketika memakannya.
Panganan yang membuatku tak bisa tidur semalam ini, ternyata memiliki catatan sejarah yang cukup panjang. Sejak pertengahan abad ke-19, orang Belanda sudah mempunyai tradisi membuat roti goreng. Dikenal dengan nama Oliekoeks atau kue minyak, roti -- atau donat ini awalnya hanya berbentuk bulat utuh dan digoreng.
Selanjutnya, tradisi membuat Oliekoeks terus dipertahankan ketika banyak orang Belanda bermigrasi ke Amerika Serikat khususnya Manhattan.
Namun, saat donat ini digoreng biasanya bagian tengahnya tetap mentah, sementara bagian lainnya dapat tergoreng sempurna. Hingga suatu ketika, donat ini sampai di tangan seorang pelaut kreatif yang bernama Kapten Hanson Gregory, ia pun mengembangkan sebuah ide dan mulai membuat inovasi donat dengan lubang di tengah.
Ide tersebut ternyata berhasil, keseluruhan sisi dalam donat akhirnya dapat matang sempurna. Maka ia mulai membuat donat yang sama sebagai bekal untuk perjalanannya. Tahun 1847 pun dicatat sebagai awal kepopuleran donat dengan lubang di tengah.
Sepanjang perjalanan sejarahnya di berbagai belahan dunia, akhirnya donat mampu bertahan dan tetap populer di semua kalangan hingga saat ini. Tak terlepas dari perkembangan zaman, donat pun tampil dengan beragam varian rasa dan bentuk. Tapi, sampai akhirnya mengantuk, aku tetap tak dapat menemukan jawaban atas pertanyaanku.