Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Jadikan Rayuan Bos adalah Maut, Begini Cara Menyikapinya

5 Juli 2024   19:01 Diperbarui: 6 Juli 2024   17:47 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan yang mendapatkan promosi karir. (Sumber: Shutterstock/Fizkes via kompas.com) 

Tentunya karakter setiap orang tidaklah sama, termasuk karakter bos kita di kantor. Ada tipe bos yang selalu tampak cool, kaku, dan memberi perintah kerja dengan gaya yang selalu formal.

Lain ceritanya bos dengan tipe yang luwes dan mau menyelipkan sedikit guyonan ketika memberi perintah kerja kepada anak buahnya. Tipe bos seperti inilah yang biasanya sering merayu anak buahnya untuk mau mengerjakan tugas mendadak, bahkan terbilang cukup banyak.

Jika ditanya pengalaman pribadi dalam hal ini, sebagai karyawan yang (mungkin di mata si bos) ada nilai plusnya, sudah pasti tidak cuma sekali - dua kali pekerjaan yang mendadak itu dilimpahkan kepada saya. Bukan karena saya mudah dimanfaatkan lho, bukan! Tapi, karena si bos pasti punya penilaian tersendiri terhadap masing-masing anak buahnya.

Setelah diingat-ingat, rasanya saya belum pernah sampai dirayu untuk mengerjakan tugas yang datang tiba-tiba itu. Biasanya, si bos memanggil secara personal ke ruangannya untuk memberikan tugas yang mendadak dan harus diselesaikan dengan segera.

Tak perlu drama rayu-merayu, si bos cukup menjelaskan mengapa tugas tersebut harus diselesaikan secepatnya. Kalau saya sudah paham permasalahannya, maka akan timbul rasa tidak enak jika menolak untuk mengerjakan tugas tersebut.

Apalagi tipe bos saya ini menaruh perhatian juga ke pekerjaan saya yang lain. Selain memberi tugas mendadak, beliau akan sedikit bertanya tentang perkembangan tugas saya yang lain. Biasanya beliau akan bilang begini, "Tolong ya kerjain yang ini dulu. Terus gimana, kerjaan kamu yang itu sudah sampai mana?"

sumber gambar : virtualofficeku.co.id
sumber gambar : virtualofficeku.co.id

Namun tampaknya, di luar sana memang tidak banyak tipe bos yang seperti bos saya ini. Maka itu, mungkin sedikit tips dari saya, jika bos kamu termasuk tipe bos yang kaku sebaiknya jangan langsung menolak tugas mendadak yang diberikan. Sekalipun saat itu pekerjaanmu sedang banyak-banyaknya.

Tetap terlihat tenang di hadapan si bos, jangan ragu memberi jawaban yang tegas dan meyakinkan bahwa kamu sanggup melaksanakannya. Karena sikap ini akan menunjukkan kualitas dirimu di mata si bos.

Rasanya, menolak tugas baru dengan alasan pekerjaan kita sudah banyak, cukup tidak etis untuk dilakukan. Selain memang terkesan tidak profesional, kita harus ingat bahwa kita digaji memang untuk melakukan pekerjaan yang mendukung kualitas perusahaan. Jadi selama masih tugas yang wajar, kenapa tidak?

Lain ceritanya jika tugas mendadak ini sama sekali bukan pekerjaan yang kita kuasai. Misalnya, saya yang seorang administrasi diminta menggantikan tugas orang proyek untuk memasang lantai keramik. Pastinya tidak jadi masalah jika kita menolak tugas yang sudah jelas di luar kemampuan kita.

Dan jika memang kamu benar-benar merasa tidak dapat menyanggupi tugas mendadak yang diberikan, kamu berhak menolak dengan memberi alasan yang masuk akal, serta gaya bahasa yang baik. Dan, jangan asal menunjuk rekanmu yang lain di hadapan si bos. "Si Anu saja Pak, jangan saya." begitu misalnya. Kecuali si bos meminta pendapat darimu, kira-kira siapa di antara rekanmu yang dapat mengerjakan tugas tersebut.

Sedangkan jika kamu bersedia menerima sebuah tugas dadakan, buatlah target dan yakinkan dalam diri bahwa kamu pasti bisa menyelesaikannya dengan hasil yang baik dan tepat waktu. Sebab ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi saat kamu mulai mengerjakan tugas mendadak ini.

Pertama, fokus mengerjakan tugas ini. Tidak ada gangguan apapun hingga selesai. Hasilnya baik dan tepat waktu. Maka kamu bisa lanjut mengerjakan tugas lainnya yang memang sudah ada dalam agenda kerjamu sebelumnya.

Kedua, ada berbagai gangguan atau interupsi saat kamu sedang fokus-fokusnya mengerjakan tugas mendadak ini. Seperti tiba-tiba saja si bos meminta bantuan lagi, atau rekan lain butuh bantuanmu, atau bahkan kamu harus bolak-balik menerima telepon yang ada hubungannya dengan pekerjaanmu yang lain.

Jangan jadikan semua hambatan itu sebagai alasan jika nantinya hasil pekerjaan mendadak itu tidak selesai tepat waktu. Ada baiknya kamu tetap berusaha maksimal agar tugas itu dapat segera diselesaikan.

Siasati semua itu dengan tetap tenang, tidak panik, dan kelola waktu dengan maksimal. Tak ada salahnya untuk lembur, namun itupun jika kantor memang mengizinkan adanya jam lembur.

Ketiga, jika kamu tipe orang yang multitasking alias mampu mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu, maka tak diragukan lagi bahwa kamu akan memanfaatkan celah kosong di sela waktu mengerjakan tugas mendadak itu dengan mengerjakan tugasmu yang lain.

Namun, bukan berarti hasil kerjanya nanti tidak maksimal, sebab saya yakin tipe orang yang multitasking akan selalu berusaha untuk tetap memberikan hasil kerja yang sebaik mungkin.

Jadi, itulah kiranya sedikit pengalaman dan tips yang dapat saya bagikan dalam artikel kali ini. Semoga kamu tidak lagi menganggap rayuan atau perintah kerja mendadak dari si bos sebagai maut yang menakutkan, bahkan patut dihindari dengan berbagai macam cara.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun