"Semua orang cuma menyalahkan aku, Ham! Kenapa mereka semua ngga berpikir kalau aku juga korban. Jelas-jelas dia yang lebih dulu deketin aku, dan bodohnya aku luluh dengan semua sikap manisnya."
"Udah, jangan nangis lagi ya Mbak. Sekarang saya antar Mbak ketemu sama teman Mbak."
Satu jam berikutnya, terlihat sepasang wanita dan lelaki, duduk di tepi air mancur yang ada di sebuah taman. Teduhnya langit sore itu, menemani langkah Viona menghampiri mereka.
"Erika, Ronald!" teriak Viona sambil melambaikan tangannya.
"Viona!" balas Erika dan Ronald hampir bersamaan. Keduanya masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sahabat mereka telah kembali dalam keadaan sempurna.
Dengan erat Erika memeluk tubuh Viona, "Kamu baik-baik aja kan, Vi? "
"Udah sehat Vi?" tambah Ronald.
"Hmm, aku baik-baik aja. Mungkin anak ini yang membuat aku harus bertahan." jawab Viona sambil mengusap perutnya.
Erika terharu mendengarnya dan kembali memeluk Viona.
"Jangan banyak mikir berat, Vi! Soal orang-orang yang udah jahat sama kamu, serahin aja sama kita. Biar kita yang urus." ucap Ronald mencoba menenangkan sahabatnya itu.
"Iya Vi, Ronald benar. Kita akan selalu ada buat kamu."