Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lepas di Ujung Harap

21 Juni 2024   14:19 Diperbarui: 21 Juni 2024   18:43 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu hujan turun di kota kecil yang dipenuhi kenangan. Di sebuah kedai di sudut jalan, Dela duduk sendirian, menatap kosong pada secangkir kopi yang sudah dingin. Hatinya penuh sesak oleh perasaan yang tak terungkapkan.

"Lagi mikirin apa, Del?" tanya Arfan, sahabatnya yang tetiba muncul dan duduk di depannya.

Dela tersenyum tipis, "Ngga ada, cuma capek aja."

Arfan menghela nafas, ia tahu bahwa sebenarnya tak hanya sekadar lelah yang kini bersembunyi di balik wajah sahabatnya. "Lo masih mikirin Rangga kan?"

Lantas Dela tak dapat menyembunyikan perasaannya lagi. "Iya Fan, gue masih cinta sama dia, walaupun gue tau itu salah."

Namun tanpa diduga, dari arah pintu kedai itu Rangga dan tunangannya, Sinta, melangkah masuk diiringi tawa. Tawa mereka yang hanya menambah kepedihan hati Dela.

"Del, lo harus bisa ngerelain dia.." ucap Arfan lembut, mencoba menguatkan sahabatnya.

Dela menatap Rangga dengan pandangan penuh kerinduan. "Gue ngga tau gimana caranya Fan. Sekian lama gue nunggu dia, berharap dia suka sama gue."

"Tapi sekarang lo harus bisa menghadapi kenyataan. Mereka bakalan nikah, Del. Dan lo ngga bisa terus begini."

Tak sengaja Rangga menoleh ke arah mereka, dan kemudian melambaikan tangannya. "Hei Del, Fan! Ayo gabung sini.." ucapnya diiringi senyum lebar.

Arfan tampak ragu menjawab, tapi Dela justru memutuskan untuk menghadapinya. Gadis itu memaksakan senyumnya dan mengangguk, membuat Arfan cukup terkejut. Dela beranjak meninggalkan kursinya dan diikuti oleh Arfan.

Mereka pun mulai berbincang tentang banyak hal. Tapi di balik semua itu, hati Dela semakin hancur oleh setiap kata yang keluar dari mulut Rangga. Dela berusaha tersenyum meski hatinya terasa seperti diperas. Lelaki itu membicarakan rencana pernikahan mereka dengan penuh semangat, sementara Dela hanya mendengarkannya diiringi senyuman palsu.

"Gue duluan ya!" ucap Dela tiba-tiba. "Sorry, lain kali kita kumpul lagi."

Membuat Rangga terkejut, "Kenapa buru-buru, Del? Kita jarang lho bisa kumpul bareng."

Tapi Dela sudah tak sanggup menahan air matanya lebih lama lagi. "Maaf Ga, gue harus jalan sekarang."

Arfan pun mengikuti Dela yang tampak terburu-buru meninggalkan kedai. Di luar sana hujan masih deras, seolah menggambarkan perasaan Dela yang porak-poranda.

"Del, tunggu!" Arfan memanggil, mencoba mengejar sahabatnya. "Jangan gini Del.."

Dela menghentikan langkah di depan sebuah toko yang sudah tutup, air matanya bercampur dengan tetesan hujan di wajahnya. Sekejap Arfan menariknya mundur agar mereka dapat bicara di bawah kanopi toko.

"Gue ngga bisa, Fan.. Gue ngga bisa pura-pura terus."

"Gue tau, Dela. Gue tau ini sulit. Tapi lo harus kuat untuk ngelepas dia.."

Gadis itu terdiam sesaat, "Gue akan coba, Fan." seraya mengusap air matanya dan menghela nafas.

"Lo pasti bisa, Del! Gue yakin masih ada cowok yang jauh lebih baik dari dia, yang udah ditakdirkan buat lo. Gue sayang sama lo Del!" ucapnya dalam hati pada kalimat yang terakhir.

Di bawah hujan yang kian deras, Dela memutuskan untuk mulai mencoba melepaskan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Hatinya memang sangat terluka, tapi ia masih percaya bahwa suatu hari nanti ia akan menemukan kebahagiaan yang sejati. Sementara Arfan, entah sampai kapan ia akan memendam perasaan yang sesungguhnya kepada Dela.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun