"Saya kira hari Minggu ngga ada pengiriman, Mas."
"Ada Kak. Setiap hari ada pengiriman."
"Terus liburnya kapan dong?"
Lelaki itu menjawab pertanyaan Alena dengan ramah, sembari mengambil foto paket yang sudah berpindah ke tangan Alena. Foto tersebut sebagai laporan kepada kantornya bahwa paket telah sampai ke tangan penerima.
Namun karena foto paket itu diambil dari jarak dekat, maka stiker yang berisi alamat dan nomor ponsel Alena dapat terbaca dengan jelas oleh Hilman si Mas paket.
Malam harinya, Hilman memberanikan diri menyapa Alena lewat pesan whatsapp. Sementara di kejauhan sana, Alena hampir mati berdiri karena tak pernah mengira lelaki itu bakal menghubunginya.
Dan sejak saat itulah keduanya menjadi akrab. Dari waktu ke waktu Alena dan Hilman saling mengenal lebih banyak. Belajar memahami satu sama lain. Menghabiskan waktu senggang bersama. Hingga akhirnya, Hilman yang merupakan anak dari pemilik ekspedisi ternama itu, memantapkan hatinya untuk melamar Alena.
Di malam yang bermandikan cahaya romantis itu, bertepatan dengan hari ulang tahun Alena yang ke-32 tahun di halaman rumah Alena, Hilman melamarnya dengan membawa serta 32 orang kurir paket sebagai saksi cintanya yang tulus kepada Alena.
Hilman lantas menyodorkan sebuah kotak berisi sepasang sepatu wanita ke tangan Alena. "Sepatu yang cantik kelak akan membawa kamu ke tempat yang indah. Apa kamu mau menerima sepatu ini dan pergi ke tempat-tempat indah seumur hidup kamu bersama aku?"
Betapa Alena terharu, semua yang ada di depan matanya saat ini tak pernah berani ia bayangkan sebelumnya. Maka Alena hanya dapat mengangguk tanpa ragu menjawab pertanyaan itu, dan tersenyum di sela air mata bahagianya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H