Kau mengendap-endap dalam derap langkah ketukan not angka yang lembut
Bersembunyi di balik akar kuadrat layaknya bilangan imajiner yang tak mampu ku prediksi
Dan terkadang kau terselip di antara milyaran bilangan tak terhingga
Baca juga: Cerpen: Awan yang Kesepian
Namun satu waktu kau muncul sebagai pengganti variabel X dan Y yang mengikat rasaku
Masih pantaskah ku letakkan percaya di bahumu, jika kau tetap tak mampu berlaku pasti seperti bilangan bulat?
Jangan pernah kembali, jika kau masih saja menjadi bilangan pecahan yang berdiri di depan, dan membagi rasamu pada banyak hati
Baca juga: Cintaku Mengheningkan Cipta
Bogor, 14 Mei 2024
Baca juga: Fiksi Mini: di Kedai Cetak Foto
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!