Selain menerjemahkan karya wiridnya, beliau juga menjawab penasaran kami perihal satu karya akrilik di atas kanvasnya yang membentuk kata "ASU". Kata yang terkesan kasar ini justru diberi label nama Tanda Cinta. Kira-kira apa keterkaitannya?
Sang empunya karya pun menjawab, bahwasanya kata asu dalam karya ini merupakan wujud relasi yang dekat atau kedekatan dengan orang yang kita kasihi dan sayangi. Sebab dalam konteks candaan, kata asu tidak mungkin kita ucapkan kepada orang yang baru kita kenal.
Dalam pertemuan singkat ini, Butet Kartaredjasa juga sempat menyinggung tentang kekecewaan dan amarah dalam realitas sosial. Namun, amarah yang dimaksud beliau adalah amarah yang diubahnya menjadi berkah. Yaitu berkah melalui sebuah karya yang bermanfaat baginya dan banyak orang.
Setelah berfoto bersama, perjalanan Kopaja71 kali ini ditutup dengan perbincangan singkat kami di kantin Galeri Nasional.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H