Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sadari Fake Productivity yang Bersumber dari Diri Sendiri

8 Mei 2024   16:55 Diperbarui: 11 Mei 2024   00:51 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria mengalami burnout.(Freepik/ jcomp)

Selain menerapkan kedisipilinan pada diri sendiri, fake productivity dapat dihindari dengan menyadari sepenuhnya posisi kita sebagai karyawan yang digaji untuk memberi kontribusi terbaik bagi perusahaan. Maka, bersikap loyalitas juga perlu dilakukan. Bukan semata untuk mendapat perhatian dari atasan, melainkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal atas tugas yang diberikan.

Pada sebagian orang, sikap loyalitas ini memang cukup sulit dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena loyalitas ini biasanya tidak dinilai dengan rupiah. Loyalitas waktu yang secara sukarela dilakukan oleh karyawan, tentu saja berbeda dengan jam lembur yang dapat diperhitungkan di luar gaji bulanan.

Namun loyalitas terhadap perusahaan, tidak akan terasa berat apabila dilakukan dengan hati yang benar-benar ikhlas. Maka mindset yang positif memiliki keterkaitan pada sikap loyalitas ini.

Jika kita memahami akan tujuan suatu pekerjaan dan peduli pada hasil pekerjaan kita, fake productivity tidak akan pernah terjadi. Yang ada ialah produktif yang sebenarnya dengan mengutamakan tujuan dan hasil yang maksimal. Tentunya didasari oleh sikap disiplin pada segala aspek, terutama disiplin waktu. Tak kalah penting juga untuk pandai menentukan skala prioritas atas beberapa tugas yang diberikan, tugas manakah yang perlu didahulukan.

Dan kunci menjaga produktivitas seorang karyawan, terletak pada cara menghargai waktu. Menjaga keseimbangan dalam mengelola waktu antara pekerjaan dan kegiatan di luar pekerjaan. Karena memanfaatkan waktu libur dengan sebaik mungkin, dapat membuat produktivitas tetap terjaga.

Waktu libur pun harus dikelola dengan baik, antara istirahat di rumah dan bepergian/ rekreasi. Jangan sampai waktu bepergian lebih besar ketimbang istirahat, sehingga pada waktunya harus kembali bekerja kita merasa masih kurang istirahat. Jika kita sudah pandai mengelola waktu libur, tentu tidak ada masalah untuk kembali produktif di jam kerja.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun