Dirimu dalam sejarah, bagai tombak peperangan yang menghujam nadiku saat kau mendadak hilang tanpa kabar.
Dalam sosiologi, kehadiranmu dalam hidupku adalah hasil kajian empiris yang dapat diterima dengan akal sehat.
Bahkan aku dapat menemukanmu dalam upacara bendera di lapangan sekolah.
Kau terlahir dari undang-undang yang menetapkan kehadiranmu di dunia sebagai sumber inspirasi untukku.
Langkahmu ibarat melodi dalam ketukan nada lagu-lagu yang wajib dinyanyikan pada Senin pagi.
Dirimu tak kan pernah lepas dari barisan rindu, serta harapan masa depan yang bahagia jika bersamamu.
Dan di dalam mengheningkan cipta, aku menemukanmu sebagai sosok pahlawanku yang berjasa memerdekakan hatiku yang terpenjara.Â
Meski kita tak mungkin bersatu, kau kan selalu terkenang dalam sanubariku, sepanjang hayatku.~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H