Setelah berkonsultasi, psikolog yang menangani kasus Mona menjelaskan bahwa Mona mengalami sebuah penyimpangan, namun hal itu tak bisa dikatakan sebagai gangguan mental. Meski begitu juga dapat dikatakan bahwa Mona menderita penyakit yang disebut Nijikon.
"Hah? Nijikon itu apa, Bu?" tanya Mona mengeryitkan dahi.
"Singkatan dari Nijigen Kompurekkusu atau kompleks dua dimensi. Itu istilah Jepang untuk orang yang hanya tertarik dengan wujud dua dimensi. Ya seperti Mba Mona ini, terobsesi dengan tokoh kartun."
Karena pikiran Mona selama ini yang dianggap tidak rasional, maka untuk dapat kembali normal ia harus menjalani terapi yang disebut Cognitive Behavioral Therapy. Dan berkat dukungan dari anggota keluarganya, syukurlah Mona bersedia untuk mulai menjalani terapi tersebut.
Kini dua tahun telah berlalu, terapi yang dijalani Mona ternyata tak semudah yang dibayangkan. Betapa penuh perjuangan dan pengorbanan untuk konsisten melakukannya. Mona baru benar-benar dinyatakan sembuh setelah satu tahun mengikuti banyak sesi, dalam serangkaian prosedur terapi itu.
Gadis itu bahagia terlepas dari belenggu obsesinya. Ia bukan cuma berhasil melupakan sosok kiper dua dimensi itu, lebih daripada itu Mona yang sekarang telah memiliki kekasih sungguhan. Meski lelaki itu bukan kiper handal seperti Genzo Wakabayashi, namun yang pasti lelaki itu siap memberi warna baru dalam kehidupan Mona.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H