"Bodo amat! Eh, satu lagi ya... nama gue Laras!"
"Laraswati, nama yang cantik. Sama kayak orangnya. Hahaha. Lo udah janji mau jawab pertanyaan gue hari ini."
"Pertanyaan yang mana ya, soal gue mau atau ngga jadi cewek lo?"
Damar mengangguk riang. Di tengah lalu lalang siswa-siswi di dekat pintu arena, keduanya masih berdiri saling berhadapan.
"Jawab dulu tebakan gue! Kalau dalam hitungan ke-10 lo ngga bisa jawab, gue ngga mau jadi cewek lo. Gimana? Oke ngga?"
Remaja lelaki berkostum futsal itu menghela nafas, dengan terpaksa dia menyetujui syarat itu. "Oke! Apa tebakannya?"
"Hahaha! Siapa nama pemain bola yang beratnya 20 kilo? Gue mulai hitung sampai 10 ya... 1... 2... - 10. Udah! Waktunya habis, lo ngga bisa jawab. Bye!"
"Eh, tunggu dulu!" sembari menarik lengan Laras yang sudah mau ngeloyor pergi. "Emang siapa jawabannya?"
"Bambang TabungGas. Hahaha... Udah ya mas Damar, jangan ngejar-ngejar gue lagi! Gue males sama lo."
Bukannya kesal Damar malah tertawa mendengar ucapan Laras, seiring dengan kedua matanya yang menatap kepergian gadisnya. Gadis itu benar-benar mengesalkan sekaligus menggemaskan.
"Lihat aja nanti, gue bakal kejar sampai ke ujung dunia. Hahaha.. I love you Wati..!" (*)