Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bukan Miskin Kosa Kata, tapi Benahi Dulu Minat Untuk Membaca

12 April 2024   10:33 Diperbarui: 12 April 2024   16:10 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : inakoran.com

Akibat malas membaca, orang yang tidak bersalah malah jadi bulan-bulanan netizen. Dalam video short youtube yang ditayangkan channel geraldvincentt, ia menyoroti netizen yang tidak bisa membedakan Sandra Dewi dengan Dewi Sandra.

Dalam cuplikan video tersebut diselipkan tangkapan layar dimana netizen justru menyerang akun milik Dewi Sandra. Padahal jelas-jelas yang melakukan tindak korupsi 271T adalah suami Sandra Dewi.

tangkapan layar short youtube geraldvincentt
tangkapan layar short youtube geraldvincentt

Apakah netizen mengira bahwa kedua artis tersebut adalah orang yang sama? Dan namanya hanya kerap dibolak-balik? Tentu hal ini bukan sesuatu yang cukup dikira-kira saja. Melainkan harus dicari tahu kebenarannya. Apa benar Sandra Dewi dan Dewi Sandra adalah orang yang sama.

Tidak pernah mengikuti perkembangan dalam dunia artis, lalu karena kasus korupsi yang merebak belakangan ini lantas membuat mereka langsung berbondong-bondong menyerang orang yang tidak ada kaitannya sama sekali.

Menyikapi keanehan netizen yang menyerang akun Dewi Sandra, pemilik channel youtube tersebut mencari fakta lewat Badan Pusat Statistik dan UNESCO perihal minat baca orang Indonesia.

Dan hasilnya, UNESCO dengan data validnya menunjukkan bahwa minat baca orang Indonesia sangat rendah. Dengan indeks 0,001% yang artinya adalah dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang mau membaca.

Bahkan Indonesia menempati peringkat ke 60 dari 61 negara yang disurvei dalam hal minat membaca. Sedangkan negara yang masuk 5 besar tertinggi dalam hal minat baca diduduki oleh Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark dan Swedia.

Lalu apa esensinya Indah Gunawan secara gamblang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu sebenarnya adalah bahasa yang miskin kosa kata?

Saya jadi curiga kalau Indah Gunawan ini adalah 1 dari jutaan orang Indonesia yang malas membaca. Dan dengan caranya berani membandingkan bahasa Indonesia dengan bahasa Arab dan Inggris hanyalah dalih yang seolah menunjukkan bahwa dirinya orang pintar yang paham banyak bahasa, selain bahasa Indonesia.

Padahal belum tentu bahasa Indonesia sendiri telah dikuasainya secara menyeluruh dan mendalam. Maka miskin kosa kata bahasa Indonesia, hanya berlaku bagi dirinya sendiri yang enggan memperluas wawasan kata dengan lebih banyak membaca.

Jika betul bangsa kita miskin kosa kata, rasanya tidak mungkin jika bangsa kita dapat melahirkan para sastrawan dengan karya-karya tulisnya yang memukau. Bahkan kehebatannya diakui di mata dunia dan diapresiasi dengan penghargaan internasional, seperti halnya karya Pramoedya Ananta Toer.

Tak cukup sampai disitu, selain beliau tentu masih ada sederet nama yang karyanya diakui dunia internasional. Yaitu Chairil Anwar, Andrea Hirata, Taufik Ismail dan NH. Dini.

Maka ada baiknya bercermin dahulu sebelum membuat pernyataan di hadapan publik. Karena fatal akibatnya. Dan untuk menjadi viral, tidak perlu menghina dan merendahkan harkat martabat siapapun. Bahkan harkat dan martabat bangsa sendiri.

Karena tanpa disadari, pernyataan yang terlontar dari mulutnya sekaligus telah menggambarkan bahwa sebagai anak bangsa, ia memiliki tingkat moral yang rendah dalam berbahasa.(*)

______________________

Sumber rujukan :
https://www.inews.id/amp/news/nasional/7-sastrawan-indonesia-dengan-karya-dahsyat-yang-diakui-dunia-nomor-3-dikenang-pakai-hari-puisi-dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun