Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Skybridge KAI Bojonggede, Solusi atau Masalah Baru?

5 April 2024   20:21 Diperbarui: 6 April 2024   02:10 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spanduk info penutupan pintu selatan | dokpri.

Karena masyarakat pengguna KRL harus masuk dan keluar stasiun melalui pintu utama Sky Bridge yang berada di dalam terminal.

akses keluar masuk penumpang krl dalam terminal | sumber gambar: kompas.id
akses keluar masuk penumpang krl dalam terminal | sumber gambar: kompas.id

kondisi saat sepi skybridge bojonggede | sumber gambar: kompas.id
kondisi saat sepi skybridge bojonggede | sumber gambar: kompas.id

Tapi apa imbasnya? Seperti yang tampak pada gambar di bawah ini, bahwa setiap jam pulang kerja, kendaraan pribadi terutama kendaraan roda dua semua bertumpuk di pintu perlintasan kereta.

Hal ini disebabkan kebanyakan masyarakat enggan menggunakan skybridge, meskipun tujuan mereka adalah pintu selatan yang notabene searah dengan tempat tinggal mereka.

Bagaimana tidak enggan? Bayangkan saja ketika sudah lelah berdiri sepanjang perjalanan di dalam KRL, masyarakat masih harus berjalan kaki menyusuri skybridge sepanjang 245 meter untuk dapat mencapai keberadaan angkot, ojek dan area penitipan motor.

menuju pintu lintasan kereta, dari arah pintu utara stasiun menuju ke selatan | dokpri Maret '24
menuju pintu lintasan kereta, dari arah pintu utara stasiun menuju ke selatan | dokpri Maret '24

Dan mereka yang biasa menitipkan motornya di penitipan pintu selatan, memilih menitipkan motornya di penitipan pintu utara stasiun. Demi menghindari berjalan kaki di atas skybridge.

Tentu saja para pemilik motor ini harus menyeberang lebih dulu melalui pintu perlintasan kereta, yang nantinya akan membawa mereka menuju arah selatan stasiun yang juga merupakan arah tempat tinggal mereka. Maka hal inilah yang menyebabkan adanya penumpukan kendaraan di pintu perlintasan kereta.

Secara logika, lebih bahaya mana kendaraan menumpuk di sepanjang ruas jalan utama, ataukah kendaraan menumpuk di pintu perlintasan kereta?

Meski ada petugas yang mengatur, tapi setiap kali menyeberang di atas pintu perlintasan ini, saya selalu saja deg-degan. Karena seolah semua pengendara tak ada yang mau mengalah, kerap saling serobot karena takut keburu kereta lewat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun