Theresa Cheung, seorang ahli pengurai mimpi mengatakan bahwa seseorang yang menyukai posisi tidur di dekat dinding artinya ia begitu mementingkan rasa aman, ia juga tipe orang yang setia, dapat dipercaya sehingga cukup banyak orang yang bergantung padanya.
Tak hanya itu, menyukai tidur di dekat dinding dapat menunjukkan keengganan seseorang untuk keluar dari zona nyaman.
Sedangkan menurut Deputi CEO Sleep Charity, Lisa Artis mengatakan, "Meskipun psikologi mungkin memainkan beberapa peranan di sini, namun secara fisik sering kali kita terbiasa dengan kenyamanan, dan saya kira secara tidak sadar kita dapat mengembangkan keterikatan karena memori otot."
Ia juga menambahkan, "Tidur dalam posisi tertentu menjadi akrab dan nyaman, jadi kami merasa tidak biasa jika kami tidur di sisi yang berlawanan."
Maka dapat disimpulkan melalui hipotesis, bahwa kesukaan atau kesenangan seseorang dalam menentukan posisi tidurnya banyak disebabkan oleh faktor kebiasaan. Serta enggan untuk mencoba pindah ke posisi lain.
Penjelasan yang dipaparkan oleh Theresa Cheung, mungkin tak selalu relevan dengan kenyataan. Bisa saja karakter orang tersebut justru bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Theresa.
Mengingat faktor kebiasaan yang telah dirasakan, dalam jangka waktu panjang telah menyebabkan kenyamanan pada posisi tidur tertentu.
Kebiasaan tersebut bahkan bisa terbawa ketika seseorang tidak sedang tidur di kamarnya sendiri. Semisal harus menginap di hotel, di rumah sanak saudara atau mungkin di rumah teman.
Tak jarang, dua orang yang tidur dalam satu ranjang mesti berdebat karena keduanya sama-sama menganggap posisi tidur di dekat dinding adalah yang paling nyaman. Maka terjadilah insiden berebut tempat dengan masing-masingnya berusaha mempertahankan keinginannya. Kalau dua-duanya keras kepala, siapa yang harus mengalah?
________________________