"Hendro!"
"Eh, Riani... Apa kabar kamu?" seraya melepaskan sebelah tangannya dari setir untuk menjabat tangan Riani.
"Ya beginilah. Baik-baik saja. Hehe.." Riani jadi gugup, tak menyangka ini benar-benar Hendro yang dulu. Hendro cintanya yang hilang. Bukan Hendro yang lain, yang dikiranya cuma sebatas nama yang sama.
"Aku pernah lihat kamu live. Gimana, lancar bisnis tasnya?"
"Oh, iya lancar kok."
"Ini mau pulang ya? Kok pesanannya pakai nama Kayla?"
"Iya, pesan pakai hp temen aku yang tadi. Hp ku ngga dapat signal."
"Oh, oke! Udah nikah, Ri?"
Kedua mata wanita itu membulat, tak percaya mendengar pertanyaan itu terlontar sedemikian enteng dari mulut Hendro.
Sejak pertemuan hari itu, Riani dan Hendro menjaga komunikasi mereka kembali. Teman baik sekaligus cinta lama yang hilang, akhirnya telah kembali.
Bahkan kini setelah hampir dua tahun kedekatan mereka, Hendro si duda beranak satu itu telah siap menjadi teman hidup selamanya untuk Riani.