"Oke teman-teman, terima kasih yang sudah gabung di live hari ini. Sampai ketemu di live selanjutnya. Jangan lupa subscribe channel ini. Bye..!"Â Riani menghela nafas, setelah mengakhiri sesi live-nya berjualan tas wanita secara online.
Wajahnya yang enak dilihat itu, tak hanya menarik minat para gadis dan ibu-ibu untuk setia menanti live-nya, kaum adam pun kerap ikut-ikutan, terpana menyaksikan dirinya berjualan melalui layar gadget. Padahal yang dijualnya itu produk tas khusus wanita.
Mungkin bapak-bapak berniat membelikan tas untuk istrinya, atau... hanya sekedar cuci mata melihat Riani yang bening. Pakaian yang selalu sopan dan tertutup justru menambah kesan anggun pada wanita berambut panjang itu.
Hari ini Riani live lebih awal dari biasanya, karena ia akan bertandang ke rumah temannya yang belum lama ini melahirkan. Di antara teman-teman dekatnya semasa SMA, hanya Riani lah yang belum menikah. Riani sudah lebih dari kenyang digodai kapan nikah tiap kali mereka berkumpul.
Setibanya di rumah Kayla, Riani tampak lega karena ketiga teman yang lain ternyata sudah pulang. Riani dapat leluasa berbincang dengan Kayla dan bayi tampannya tanpa terkontaminasi oleh topik lain.
Hingga tanpa terasa langit telah berganti warna dan memaksa Riani segera pulang. Meski masih jam 7 malam, tetap saja Riani tak ingin bertamu lebih lama di rumah temannya itu.
Riani pun memesan taksi online melalui smartphone-nya. Namun setelah mencobanya tiga kali, Riani tak juga mendapatkan mobil. Signal sedang tak bersahabat rupanya.
"Sini, gue pesenin pakai hp gue." ucap Kayla menawarkan bantuan.
Berhasil juga akhirnya, Kayla pun menyebutkan nama sang sopir dan jenis mobil yang didapatnya. Riani senyam-senyum, salah tingkah mendengar nama sopirnya. "Hehe.. namanya sama,"Â ucapnya dalam hati.
Sambil melambaikan tangan pada Kayla dan suaminya, Riani masuk ke dalam taksi online-nya dan memilih duduk di depan saja. Dan saat kedua matanya baru fokus memandang ke samping, kali ini jantungnya hampir copot.