Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Komunitas Kompasianer Jakarta, Kopaja71 Memenuhi Undangan dari TransJakarta

2 Maret 2024   19:34 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:29 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
restoran yang tampak dari luar m-bloc | dokpri. 

Selaku pendiri sekaligus ketua Komunitas Kompasianer Jakarta71 alias Kopaja71, Bapak Edward Horas S. atau yang akrab kita sapa Bang Horas ini selalu aktif mempublikasikan setiap kegiatan yang diikuti oleh Kopaja71.

Berkat keaktifan tersebut, pada tanggal 13 Februari 2024 lalu beliau mendapat DM melalui instagramnya yang mana pesan tersebut berasal dari Bapak Bowo, selaku Kepala Departemen Humas dan CSR (corporate social responsibility) TransJakarta. Beliau bermaksud mengundang keluarga Kopaja71 untuk bersilaturahmi dalam rangka perkenalan TransJakarta sebagai bentuk sosialisasi.

Barulah tanggal 26 Februari 2024 kemarin, kami mendapat kelanjutan kabar atas undangan tersebut. Bahwa acara silaturahmi akan diselenggarakan pada Sabtu, 2 Maret 2024 dengan beberapa agenda kegiatan. Namun undangan ini berlaku hanya untuk 10 orang, termasuk Bang Horas sendiri.

Siapa cepat dia dapat katanya, Bang Horas pun gercep membuatkan daftar untuk 9 orang berikutnya setelah nama beliau. Dan untuk ke sekian kalinya saya beruntung, saat itu saya sudah berada dalam daftar urutan ke-8. Alhasil, yang akan berangkat memenuhi undangan tersebut adalah Bang Horas, Bang Billy, Pak Sam, Bu Erry, Bu Martha, Bu Emma, Fenni, Bu Ulli, Mba Amel dan saya sendiri.

Dengan mengangkat tema Jakarta Green Tour, TransJakarta menggandeng Sebumi sebagai pemandu tour dan workshop pada pelaksanaan kegiatan hari ini.

Jakarta Green Tour sendiri adalah tur setengah hari untuk mengunjungi lokasi historis dan juga modern untuk mengenalkan masyarakat perkotaan tentang gaya hidup yang berkelanjutan.

Perjalanan kami hari ini dimulai dari titik kumpul di halte TransJakarta Bundaran HI non BRT. Sebelum pukul 08.00 wib, keluarga Kopaja71 sudah berkumpul di titik tersebut, disusul kemudian teman-teman dari Sebumi dan tim humas TransJakarta sendiri.

Senang sekali, satu persatu dari kami dibagikan kartu TransJakarta - Jak Lingko secara gratis, guna melanjutkan perjalanan bersama ke titik selanjutnya. Dan tak lupa, teman-teman dari Sebumi juga membagikan snack berupa buah yang dikeringkan dalam kemasan eksklusif, yang diproduksi dengan label Seakar.

buah naga kering | dokpri.
buah naga kering | dokpri.

Setelah saling memperkenalkan diri masing-masing, kami pun mendengarkan ramah tamah dari Pak Bowo, selaku Kepala Departemen Humas dan CSR TransJakarta. Dan sembari menunggu kedatangan si oren Electric Bus yang akan membawa kami ke titik selanjutnya, kami pun melanjutkan perbincangan sambil mengambil dokumentasi.

mas Eka, kak Bella dan Pak Bowo | dokumentasi Kopaja71
mas Eka, kak Bella dan Pak Bowo | dokumentasi Kopaja71

Electric Bus TransJakarta | dokpri.
Electric Bus TransJakarta | dokpri.

Sedikit yang dapat saya kutip dalam perbincangan tersebut adalah, Pak Bowo mengatakan bahwa jika pengguna kendaraan pribadi beralih ke bus TransJakarta, maka emisi karbon dapat berkurang hingga 94%. Dan dengan beroperasionalnya Electric Bus, maka emisi karbon berkurang hingga 99,9%.

Akhirnya bus yang ditunggu telah tiba, kami berbaris tertib untuk naik dan melanjutkan perjalanan ke Taman Literasi Martha Tiahahu, Kebayoran Baru. Electric Bus yang kami tumpangi ini dapat dibilang sangat nyaman. Karena terasa minim getaran selama perjalanan serta tidak terpengaruh oleh kontur jalan yang kurang baik. Dalam bus ini kita juga dapat mengisi daya ponsel, karena terdapat fasilitas USB Charging Port.

Tak terasa, kami pun sampai di titik perhentian bus yang terdapat persis di depan kawasan m-Bloc. Bagi yang belum kenal m-Bloc, dapat saya infromasikan bahwa m-Bloc merupakan area bekas gedung PERURI (Percetakan Uang Republik Indonesia) yang disulap oleh kumpulan orang-orang kreatif menjadi tempat yang lebih hidup dan bermanfaat.

tampilan depan m-bloc | dokpri.
tampilan depan m-bloc | dokpri.

restoran yang tampak dari luar m-bloc | dokpri. 
restoran yang tampak dari luar m-bloc | dokpri. 

Dari luar terlihat berjajar restoran dan kafe yang kesemuanya merupakan produk lokal. Di bagian dalam m-Bloc terdapat ruang bagi UMKM untuk menjajakan atau menjual produknya. Dan yang pasti, ada banyak spot foto bernuansa vintage atau klasik dalam area m-Bloc.

Sementara m-Bloc kami lewati dulu, kami masih berjalan kaki menuju Taman Literasi Martha Tiahahu. Sampai di taman tersebut, tim Sebumi yang diwakili oleh Kak Bella dan Mas Eka memberikan banyak informasi seputar Taman Literasi Martha Tiahahu yang baru diresmikan pada September 2022 lalu.

Ada apa saja di Taman Literasi? Banyak kafe-kafe yang menarik, perpustakaan umum yang didesain sangat nyaman, ruang terbuka untuk bermain anak serta area yang disebut dengan plaza bunga atau forest healing. Di antaranya terdapat pohon pinus, pohon sawo, pohon mangga serta pohon jati.

Taman Literasi Martha Tiahahu | dokpri.
Taman Literasi Martha Tiahahu | dokpri.

Perpustakaan di dalam area taman literasi | dokpri.
Perpustakaan di dalam area taman literasi | dokpri.

Beranjak dari taman ini, kami kembali berjalan kaki menuju kawasan m-Bloc. Sampai di sana, kami dapat lebih detil menelusuri setiap jengkal yang terdapat dalam kawasan ini. Yang cukup mengejutkan, terdapat satu ruang museum yang memamerkan peralatan yang digunakan dalam proses pencetakan uang pada zaman dahulu. Seperti mesin cetak handpress, mesin potong, mesin pembuat dan penghitung bagi uang logam yang sudah tercetak dengan baik.

Mesin handpress buatan Jerman th.1918 | dokpri.
Mesin handpress buatan Jerman th.1918 | dokpri.

Kami juga singgah ke suatu ruang dimana produk-produk UMKM dipasarkan. Sampai pada waktunya makan siang, tim Sebumi menggiring langkah kami menuju Roastman Cafe m-Bloc. Selesai dengan urusan makan siang, kami tak lekas beranjak. Pak Bowo kembali memberikan banyak informasi seputar TransJakarta - JakLingko. Salah satunya, beliau memaparkan bahwa kini TransJakarta - JakLingko sudah melayani 1,1 juta hingga 1,2 juta pelanggan setiap hari.

Bang Horas di dalam kawasan UMKM m-bloc | dokpri.
Bang Horas di dalam kawasan UMKM m-bloc | dokpri.

Dalam salah satu programnya, TransJakarta juga melayani penyandang disabilitas dan lansia dengan menggunakan TransJakarta Cares. Yaitu layanan khusus bagi penyandang difabel Jakarta untuk menuju halte Transjakarta. Layanan ini dapat dipesan setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00.

Terdapat pula kebijakan untuk menggunakan TransJakarta secara gratis bagi beberapa kategori, di antaranya lansia di atas usia 60 tahun, penyandang disabilitas, marbot dan jumantik.

Masih di kafe ini, kami melanjutkan kegiatan yang dipandu oleh tim Sebumi dalam melakukan praktik ecoprint. Berasal dari kata eco (alam) dan print yang artinya mencetak, maka ecoprint ialah mencetak dengan memanfaatkan pewarna alami/ zat warna daun, akar dan batang yang diletakan pada sehelai kain. Sedang kain yang digunakan pun umumnya ialah kain yang berserat dan kain rayon.

Lantas satu persatu dari kami dibagikan peralatan yang akan digunakan dalam praktik ini. Seperti tote bag polos, daun-daunan dan bunga yang masih segar, dua lembar plastik bening dan sebuah palu dari kayu. Dengan mengikuti arahan yang diberikan oleh Kak Bella dari Sebumi, kami pun tenggelam menikmati kegiatan yang satu ini. Dan sudah pasti, suasana menjadi ramai tak karuan. Bagaimana tidak? Karena semua teman-teman Kopaja71 serempak memukulkan palunya di atas media print yang disediakan.

praktik ecoprint | dokumentasi Kopaja71. 
praktik ecoprint | dokumentasi Kopaja71. 

Hasil karya kami pun sangat beragam, sesuai dengan kreasinya masing-masing. Dan tentu saja, tote bag yang telah dihias dengan hasil karya kami ini dapat kami bawa pulang.

Jika melihat agenda yang sudah direncanakan sebelumnya, dari titik ini harusnya kami kembali ke halte TransJakarta Bundaran HI untuk berfoto bersama. Dan tadinya, Pak Bowo juga berniat mengenalkan kami pada produk-produk UMKM yang diberdayakan di atas halte TransJakarta Bundaran HI. Namun sayang, hujan membuat kami harus mengakhiri acara sampai di sini.

Kami pun berpisah dan kembali ke tujuan masing-masing. Tapi kebetulan, saya dan beberapa teman Kopaja71 yang lainnya memang harus kembali ke halte TransJakarta Bundaran HI untuk dapat melanjutkan perjalanan pulang. Ketika sampai di halte TransJakarta Bundaran HI, hujan telah berganti dengan gerimis. Sambil gerimisan, kami berlima pun berfoto di halte ikonik ini.

Begitulah kiranya yang dapat saya ceritakan dari perjalanan keluarga Kopaja71 hari ini. Sekali lagi kami sangat-sangat berterima kasih kepada pihak TransJakarta dan Sebumi yang telah memberi kesempatan pada kami untuk lebih mengenal Jakarta dari sisi keberlanjutan, yang selama ini bersembunyi di balik sejuta masalah yang membelenggu ibukota. Dan semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca yang budiman di manapun berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun