Pasar malam, ialah pasar yang melakukan transaksi perdagangan di malam hari. Berbagai barang dagangan atau jasa diperjualbelikan di pasar malam. Benar adanya, definisi yang dipaparkan oleh wikipedia terkait pasar malam memang sangat relevan dengan keadaan sebenarnya.
Ini adalah pertama kalinya saya berkunjung ke pasar malam setelah 32 tahun saya bernafas. Hari itu rasanya saya cukup malas saat diajak oleh adik-adik mengunjungi pasar malam. Bukan apa-apa, tapi saat itu kondisi sedang ngantuk berat. Kurang tidur apalagi momennya memang di saat bulan ramadhan/ April 2023.
Tapi akhirnya saya luluh dengan rayuan dan sedikit paksaan dari mereka. Jadilah kami berangkat ke pasar malam yang terdekat dengan tempat tinggal kami. Karena sepengetahuan saya, pasar malam seperti ini terdapat di beberapa titik area sekitar kabupaten Bogor.
Setiba kami di sana, malah saya yang sangat antusias melihat sorot lampu warna-warni yang menghiasi salah satu wahana permainan. Apa lagi kalau bukan kincir angin. Karena ukurannya yang besar, maka dari jarak jauh saja tampilannya sudah terlihat sangat menarik.
Bagi yang ingin mencoba wahana ini, ternyata antreannya cukup panjang. Tak apalah, kami pun memutuskan ikut mengantre setelah membeli tiket di loketnya. Tarif untuk 1 orang anak/ dewasa hanya Rp 10.000 yang akan membawa kita berkincir-kincir angin selama 15 menit. Sebelumnya cukup ngeri juga, "Aman ngga ya?" tapi ya... sudahlah, berserah saja.
Setelah puas melihat pemandangan malam dari atas kincir angin, kami lanjutkan dengan berkeliling dalam area pasar malam. Terdapat beberapa wahana permainan lain, seperti komidi putar, mandi bola dan pancing ikan yang dikhususkan untuk anak-anak. Disediakan juga arena melukis bagi anak-anak, layaknya galeri mini yang menyediakan kanvas kosong dengan peralatan lukisnya.
Terdapat pula permainan lempar panah, yang jika berhasil mengenai target hingga beberapa kali maka kita akan mendapatkan hadiah boneka, mulai dari boneka ukuran kecil hingga besar tergantung poin yang didapat.
Yang tak kalah mencuri perhatian adalah keberadaan para pedagang pakaian ( kaos, kemeja, daster, celana jeans ) yang menjajakan barang dagangannya dengan harga obral meskipun semuanya adalah barang baru, bukan barang second atau thrift.
Berbagai jenis jajanan sederhana juga dijajakan di sini. Mulai dari es krim, pop ice, cilok, telur gulung, martabak mini dan masih banyak lagi. Serta terdapat juga warung kopi dan indomie di salah satu sudut pasar malam.
Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan dan tak terlupakan. Berada di tengah-tengah para pengunjung pasar malam yang lainnya, saya merasa sangat membaur dan merakyat. Tak lupa bersyukur, karena dengan budget yang terbilang minim kami masih dapat menghibur diri bersama-sama.
Sebelumnya saya mengira pasar malam seperti ini diselenggarakan setiap hari Sabtu malam Minggu, namun akhirnya saya cukup kecewa karena ternyata pasar malam di daerah saya ini hanya diselenggarakan saat malam Minggu di bulan ramadhan saja.
Jadi, apakah teman-teman sudah pernah berkunjung ke pasar malam? Atau bahkan... memiliki kenangan tersendiri dengan pasar malam? Yuk bercerita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H