Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Selama Menjadi Peserta BPJS Kesehatan

9 Februari 2024   15:43 Diperbarui: 10 Februari 2024   05:08 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. Maret 2022.

Sebagai pengguna aktif jasa layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, saya ingin membagikan sedikit pengalaman saya dan keluarga.

Mengingat banyaknya keluhan dari pasien BPJS yang mengaku tidak dilayani, penanganan yang lambat, dipersulit dan bahkan mendapatkan perlakuan kurang baik dari pihak klinik atau rumah sakit. Pada kenyataanya hal tersebut tidaklah selalu dapat dijadikan acuan.

Meski berada di level BPJS kelas 3, syukurlah kami sekeluarga selalu dihadapkan dengan kemudahan ketika harus menggunakan layanan BPJS. Namun tentu saja, sebagai pengguna kita harus punya kesabaran ekstra selama mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pihak BPJS pusat.

Cerita berawal pada pertengahan Desember 2021, di mana kala itu ibu saya mengeluhkan rasa nyeri di bagian sekitar perut dan sesak di hulu hati. Praktis kami menduga asam lambung beliau sedang tinggi. Karena gelaja-gejala seperti itulah yang biasanya juga saya rasakan sebagai sesama penderita asam lambung. Namun karena sakit beliau tak kunjung reda hingga malam hari, kami pun mengantarnya ke UGD RS FMC Bogor. Setelah menunggu beberapa menit, seorang perawat segera menghampiri kami untuk mengecek kondisi ibu. Tak lama pula, seorang dokter jaga kembali memeriksa kondisi ibu dan memutuskan untuk memberi suntikan pereda sakitnya.

Setelah menunggu reaksi obat, kami pun diperbolehkan untuk pulang. Lagi pula kondisi ibu sudah tampak cukup membaik karena pengaruh obat tersebut. Tapi sayangnya dalam hitungan hari, kondisi ini berulang hingga 3 kali kami harus bolak-balik masuk ruang UGD untuk mengantar ibu.

Setelah menangani dan melihat rekam medis ibu saya, seorang dokter menyarankan agar secepatnya kami kembali ke faskes awal guna meminta rujukan ke poli penyakit dalam. Lantas kami mengikuti saran tersebut dan mendapatkan surat rujukan ke poli penyakit dalam RS FMC Bogor.

Di rumah sakit tersebut, ibu saya berkonsultasi dengan dr. Christy ( spesialis penyakit dalam ). Beliau pun kembali mengecek kondisi ibu saya sampai akhirnya dr. Christy memutuskan untuk menjadwalkan tindakan USG abdomen di minggu berikutnya.

Seminggu kemudian, hasil USG abdomen menunjukkan bahwa terdapat batu yang bersarang di dalam kantung empedu ibu saya. Dan dr. Christy menjelaskan bahwa proses terbentuknya batu tersebut selama 10 tahun, hingga saat itu telah berukuran sekitar 1,2 cm. Terbentuk karena selama ini ibu sering mengkonsumsi goreng-gorengan serta kuah-kuah santan.

Operasi adalah satu-satunya jalan mengingat ukuran batu empedu yang sudah cukup besar. Kendati mengetahui obat tak dapat lagi menghancurkan batu tersebut, dr. Christy tetap memberi resep untuk ibu. Sekaligus keputusan untuk merujuk ibu ke RSUD Ciawi. Karena untuk wilayah Bogor, hanya RSUD Ciawi lah satu-satunya yang memiliki dokter bedah digestive.

Di RSUD Ciawi kami harus memulai observasi kembali dari awal. Dengan penuh kesabaran kami ikuti saja alur yang ditetapkan rumah sakit dan BPJS, hingga kami harus beberapa kali bolak-balik ke sana. Dan pada akhir Januari 2022 ditetapkan jadwal operasi ibu saya jatuh di tanggal 10 Maret 2022.

Artinya sejak Januari hingga Maret, ibu harus terus mengkonsumsi beberapa jenis obat yang salah satunya berguna untuk meredakan nyeri yang kerap dirasakannya. Sampai saya dapat menghafal nama-nama obat yang notabene cukup sulit diucapkan dan diingat, seperti Ursodeoxycholic dan Dexketoprofen.

Sebuah perjuangan untuk bersabar, selama kurang lebih satu setengah bulan harus berada dalam daftar antrean operasi pasien BPJS. Mau bagaimana lagi, jika saja kami sanggup dalam hal biaya, sudah pastilah prosesnya tidak akan sampai sejauh ini sejak awal.

Akhirnya penantian berakhir pada tanggal 9 Maret 2022, malam itu ibu sudah mulai menginap di rumah sakit untuk dipantau kondisinya hingga operasi yang akan dilaksanakan keesokan harinya.

Dan sampai pada waktunya, syukurlah operasi bedah telah terlaksana dengan lancar. Meskipun pelaksanaannya meleset 1 jam lebih lama dari perkiraan di awal. Batu empedu berhasil dikeluarkan, namun apalah daya kantung empedu sudah terlanjur rusak, maka kini ibu saya tidak memiliki kantung empedu lagi.

Selaku dokter bedah digestive, dr. Syaiful Bahri, Sp.B dan timnya melakukan operasi dengan sistem laparoskopi, yaitu metode bedah di bagian perut melalui sayatan kecil dan tipis. Maka untuk mengeluarkan batu empedu tersebut, ibu mendapat sayatan pada 4 buah titik di bagian perutnya.

Pelayanan yang kami dapat selama tinggal di kamar rawat inap kelas 3 RSUD Ciawi, dapat dibilang sangat baik. Mulai dari cleaning service, para perawat, dokter, administrasi hingga petugas antar makanan, semuanya sangat ramah dan membantu. Kondisi kamarnya pun sangat bersih dan nyaman.

Saya akui keberadaan BPJS sangat-sangat membantu bagi ibu saya yang harus menjalani operasi seperti ini. Karena sebelum meninggalkan rumah sakit, saya harus menyelesaikan proses administrasi dan di sanalah saya menemukan angka 57 juta rupiah. Tapi berkat BPJS yang kami iurkan setiap bulan, kami dapat melenggang keluar dari rumah sakit tanpa biaya apapun.

Semoga di kemudian hari program BPJS kesehatan dapat semakin baik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat. Terutamanya didukung oleh para tenaga kesehatan yang ramah, sabar dan tidak pandang bulu. 

Tidak membedakan perlakuan terhadap pasien BPJS dengan pasien umum. Serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak BPJS sendiri dapat semakin dipermudah di semua tingkat klinik/ puskesmas dan rumah-rumah sakit di seluruh Indonesia.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun