Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Akhir Hayat Manusia Sombong

5 Februari 2024   20:45 Diperbarui: 5 Februari 2024   21:03 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://id.pngtree.com/freebackground/man-on-the-top-of-a-mountain-standing-and-his-arms-raised_3490348.html

Tersebutlah seorang bapak yang berprofesi sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta. Beliau selalu bersikap ramah terhadap siapapun yang ditemuinya. Hingga semua orang memandangnya sebagai sosok panutan yang disegani.

Bagio namanya, tak hanya dihormati oleh para mahasiswa di kampus tempatnya mengajar. Di lingkungan tempat tinggal dan lingkup pergaulannya, beliau selalu diutamakan. Bagaimana tidak? Berpendidikan tinggi, pintar bersosialiasi dan tampak taat beribadah.

Di kalangan civitas akademika, beliau begitu dikenal. Tak sampai di situ, namanya pun populer pada beberapa organisasi di luar kampus. Berkat perjuangan seorang kakak perempuan yang dulu menyekolahkan dirinya, Bagio dapat sampai di titik ini. Kehidupan mapan yang serba kecukupan.

Pasti tak ada yang percaya bagaimana sesungguhnya watak seorang Bagio, saat beliau sudah menanggalkan topengnya.

Malam itu hujan turun, di dalam istana yang elok itu pecahlah keributan di antaranya seorang ayah dan anak gadisnya.

"Berapa kali Bapak sudah bilang sama kamu, Airin? Bapak ngga suka kamu pacaran sama anak begajulan itu."

Baca juga: Perawan Kesiangan

"Begajulan apa sih Pak? Rio kelihatannya saja tukang nongkrong. Dia pintar dan punya prestasi kok."

Spontan Bagio langsung pasang tangan, siap menempeleng Airin. Namun secepat kilat sang istri meraih tangan itu, mencegah apa yang harus dicegahnya.

"Masuk Airin! titah sang ibu membuat Airin berlari ke kamarnya. "Mau main tangan sama Airin? Hah? Bapak itu sombong. Selalu membatasi pergaulan Airin. Ngga boleh dekat-dekat dengan orang susah. Saya sudah ngga tahan Pak, ngga akan saya biarkan Airin terus-terusan Bapak tekan."

"Hebat kau sekarang, hah? Sudah berani melawan suami?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun