Ada seorang anak lelaki yang manis, namanya Edi. Baru kelas 5 SD. Anaknya cerdas, periang dan tidak pernah membeda-bedakan teman. Semua temannya diperlakukan dengan baik. Hingga tak ada yang menyadari bahwa kini anak lelaki itu sedang memendam cinta monyetnya di dalam hati.
Adalah Diana, teman sekelas Edi. Mereka kerap bermain dan mengerjakan tugas bersama dalam satu kelompok. Tapi kemudian tak ada yang mengira kalau akhirnya Diana harus pindah sekolah saat kenaikan kelas enam. Edi hanya dapat terdiam dan menelan kesedihannya. Putuslah sudah komunikasi di antara mereka.
Lima belas tahun dilewati Edi dengan penuh pertanyaan dalam benaknya. Di mana Diana sekarang? Apakah Diana masih ingat pada dirinya? Edi selalu tersenyum sendiri tiap kali mengingat sosok gadis hitam manis itu. Ternyata Edi menganggap Diana sebagai cinta pertamanya. Tapi hari ini Edi akan menikah, ia sudah menyerah untuk mencari keberadaan Diana.
Di tempat lain, Diana sedang terpuruk. Lelaki yang didambakannya pergi, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi di luar negeri. Tak hanya itu, Haris pergi menyisakan sejuta tanya dalam benak Diana. Kedekatan di antara keduanya saat kuliah dulu seolah telah menyatukan hati mereka. Namun keduanya memang tak pernah menyatakan untuk memulai hubungan kasih asmara.
Diana pasrah, ia akan menunggu jika waktu memang memintanya untuk menunggu Haris. Gadis itu kembali menyibukkan diri saja dengan pekerjaannya. Hingga akhirnya waktu pun melangkah lebih jauh lagi. Mempertemukan Diana dan Edi dalam reuni tak sengaja karena seorang teman sekelas mereka yang dulu, berpulang ke pangkuan Sang Pencipta.
"Edi, coba tebak ini siapa?" seru Lita yang menggandeng Diana ke hadapan Edi.
Diana mengembangkan senyumnya dan menyapa, "Apa kabar Di? Gue Diana. Inget kan?"
Edi tersenyum, mengangguk takjub lalu menyodorkan tangannya untuk menjabat tangan Diana. "Inget dong Na. Kok lo bisa ke sini? Tau dari mana Ilham ngga ada?"
"Gue dong yang kasih tau. Ternyata rumah Diana yang sekarang ngga jauh dari rumah gue." serobot Lita menjawab pertanyaan Edi.
"Wah, ngga nyangka kita ketemu lagi." ucap Edi yang diangguki Diana. Sementara Lita telah menjauh untuk menghampiri teman yang lain.
Lantas Edi dan Diana berbincang lebih banyak di salah satu sudut sekitar rumah duka itu. Edi juga bercerita tentang kisah cintanya dengan sang mantan istri. Diana yang mendengar kisahnya telah memetik sedikit pelajaran darinya. Tak lupa, keduanya pun bertukar kontak agar dapat terus berkomunikasi.