Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Serat-serat Luka

16 Januari 2024   20:12 Diperbarui: 19 Januari 2024   20:57 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun sudah selama ini Hana bekerja sebagai salah satu tukang masak di sebuah restoran. Restoran keluarga yang cukup dikenal di kalangan menengah ke atas. 

Sebuah keajaiban jika seorang Hana yang tadinya hanya mau bekerja di balik layar komputer, kini justru bekerja di depan kompor setiap hari. 

Apalagi sebelum bekerja di restoran itu, ia hanya satu dua kali saja membantu ibunya memasak di rumah. Punya latar belakang pendidikan tata boga, juga tidak. Siapa sangka, jika tekad sudah bulat, bakat terpendam pun akhirnya tampak juga.

Hingga akhirnya ia dipercaya menjadi salah satu tukang masak di antara empat orang tukang masak di dapur restoran itu. Bukan main, padahal bagi kebanyakan orang, cukup sulit untuk dapat tembus bekerja di restoran itu. Entah dari mana Hana membawa dewi fortuna bersamanya.

Sekarang sudah bulan tujuh. Peramal di Kota Tua waktu itu mengatakan padanya, kalau di bulan tujuh nanti Hana akan bertemu dengan seseorang dari masa lalunya. 

Namun, ia tak tahu bahwa setelah ia beranjak menjauh dari kakek peramal itu, si kakek masih memandangi punggungnya sambil mengatakan, "Luka. Orang yang pernah melukaimu akan kembali. Hahaha..." menunjukkan keyakinan penuh akan ramalannya sendiri.

Sementara, Hana tak pernah lagi memikirkan hal itu. Karena ia tak ingin terlalu percaya pada hal-hal seperti itu. Hana cuma iseng saat menghampiri kakek peramal waktu itu. Ia tak sadar, tak lama lagi ucapan kakek itu akan menjadi kenyataan.

Pak Sam terlalu bersemangat mendorong pintu dapur, membuat semua mata tertuju padanya pagi itu. Menghentikan sejenak kegiatan tim dapur yang sedang bersiap-siap, merapikan tampilan dirinya masing-masing untuk mulai bekerja.

"Ayo, semua berdiri yang rapi! Pak Hendra mau kesini ngenalin manajer yang baru."

Tim dapur saling pandang satu sama lain, sedangkan Hana baru ingat dirinya belum memasang name tag di dada kirinya. Ketika semua orang telah berdiri rapi membentuk barisan di samping dan di belakang tubuhnya, Hana masih menunduk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun