Malaysia, Agustus 2024 - Di tengah gemerlap malam, Sanggar Belajar Sri Muda, Malaysia, kembali menjadi saksi momen berharga dalam kehidupan anak-anak imigran Indonesia. Acara pembagian rapor akhir semester genap yang diadakan pada malam hari ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga sebuah perayaan kecil bagi anak-anak yang gigih mengejar pendidikan meskipun menghadapi berbagai keterbatasan.
Hari-Hari Persiapan: Dari Lomba Hingga Cerita Bersama
Beberapa hari sebelum malam pembagian rapor, Sanggar Belajar Sri Muda telah dipenuhi dengan keceriaan dan semangat kompetitif. Lomba cerdas cermat, lomba tajwid Al-Quran, tahfidz Qur'an, dan lomba tebak gambar pahlawan nasional Indonesia menjadi bagian dari rangkaian kegiatan yang dipanitiai oleh mahasiswa KKN dari ALPTK PTMA dan Universitas Jenderal Soedirman. Setiap lomba dirancang untuk tidak hanya menguji pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan agama kepada para siswa.
Tak hanya itu, sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, anak-anak di Sanggar Belajar Sri Muda juga menikmati momen kebersamaan dengan bercerita tentang tokoh-tokoh pahlawan nasional bersama para mahasiswa. Dimana cerita tersebut mengisahkan perjuangan para pejuang Indonesia dalam kemerdekaan Indonesia.
Malam Pembagian Rapor: Antara Haru dan Kebanggaan
Pada malam yang ditunggu-tunggu, para orang tua berkumpul di Sanggar Belajar untuk menyaksikan hasil kerja keras anak-anak mereka. Acara ini berlangsung pada malam hari, sesuai dengan jadwal para wali murid yang sebagian besar bekerja dari pagi hingga sore.
Bapak Sofyan Hadi, pengelola Sanggar Belajar Sri Muda, membuka acara dengan sambutan penuh kebanggaan. Beliau menyampaikan apresiasi kepada para siswa atas usaha mereka selama satu semester, sekaligus mengumumkan para siswa terbaik dari kelas 1 hingga kelas 6. Senyum bangga dan air mata haru terlihat di wajah para orang tua saat nama-nama pemenang diumumkan.
Namun, bukan hanya pengumuman siswa terbaik yang membuat malam ini istimewa. Para orang tua juga berbagi kisah tentang kehidupan mereka di Malaysia, bagaimana keterbatasan dalam akses pendidikan formal mendorong mereka untuk mengandalkan Sanggar Belajar Sri Muda sebagai satu-satunya tempat bagi anak-anak mereka untuk menimba ilmu.
“Sanggar ini adalah harapan bagi kami,” kata salah seorang ibu yang berbagi cerita tentang betapa sulitnya menemukan pendidikan yang layak di negeri orang. “Anak-anak kami bisa belajar dan tetap merasa dekat dengan Indonesia.”
Tanggapan Penulis:
Sebagai mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu, saya, Novia Olin Fimala, merasa sangat terhormat bisa menjadi bagian dari perjalanan pendidikan anak-anak di Sanggar Belajar Sri Muda. Melihat semangat dan dedikasi mereka, meskipun berada di lingkungan yang penuh tantangan, memberikan pelajaran berharga bagi saya.
Acara ini membuka mata saya bahwa pendidikan bukan hanya tentang sekadar belajar di kelas, tetapi juga tentang harapan, usaha, dan cinta yang besar dari keluarga. Malam pembagian rapor ini bukan hanya perayaan bagi anak-anak, tetapi juga penghargaan bagi para orang tua yang tanpa kenal lelah mendukung pendidikan anak-anak mereka, meski harus berjuang keras di negeri orang.
Saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari momen ini. Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa pendidikan adalah hak semua orang, dan Sanggar Belajar Sri Muda adalah bukti bahwa dengan semangat dan kerja keras, mimpi-mimpi besar bisa diraih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H