Saya hanya mengangguk, tanda saya mengerti bahwa ini bukan tentang hal biasa. Tapi, tentang makhluk tak kasat mata.
Suara langkah kaki yang terdengar jelas
Sampailah kami di ujung tangga tersebut. Disana ada sebuah pos kecil. Di samping pos terdapat jalan ke atas menuju gunung kapur dan kanan kiri itu sebuah tanah kosong dan jurang.
Doi meminta saya untuk berhenti sejenak di pos tersebut. Namun, kali ini saya yang merasakan hal aneh yang berasal dari samping kiri pos tersebut yang dipenuhi dengan sampah dedaunan kering.
Jelas sekali terdengar suara langkah kaki dari sebelah kiri kami, suara langkah kaki orang berjalan di atas dedaunan kering. Saya reflek melihat ke arah sumber suara namun sayang, saya tidak menemukan apapun. Lalu, saya melihat ke arah doi. Dan "Kamu denger itu?"
Dia hanya mengangguk dan menenangkan bahwa semua akan baik-baik saja. Karena, sebatang rokok tadi sudah habis seusai banyak gerak geriknya yang begitu mencurigakan entah sedang berkomunikasi atau apapun itu. Akhirnya, doi mengajak saya untuk melanjutkan perjalanan ke atas puncak gunung kapur.
Semenjak saya bersama dia hampir 4 tahun, saya menjadi lebih sensitif dengan hal yang tak kasat mata hingga bisa merasakan dan melihat kejanggalan saja, tapi bukan wujudnya.
Ada yang kakek-kakek yang mengikutiÂ
Sepanjang perjalanan mulut saya memang selalu mengeluh "Gila sih ini, tanjakannya parah banget. Siapa sih yang bikin jalan kaya gini."
"Udah jalan aja, ngeluh mulu."
Perjalanannya sangat melelahkan dengan medan yang sangat terjal dan juga curam, kanan kiri masih hutan belantara benar-benar serasa naik gunung sungguhan. Bahkan, ada beberapa jalan yang kita bisa naik ke atas dengan berpengangan tali.
Kami terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya terjadi sesuatu pada saya.