Dalam kehidupan dunia, manusia merupakan makhluk sosial,karena manusia tidak terlepas dari peranan antar satu individu dengan individu lainnya. Hal ini mempelajari dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lainnya.Â
Sedangkan ilmu agama secara umum merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara cara penghambaan kepada Tuhan. Oleh karena itu,Implementasi Sosial Humaniora dalam Kehidupan di Bulan Ramadhan Pasca Pandemi ini manusia tidak bisa lepas dari aspek sosial humaniora dan keagamaan.Â
Sebagaimana, sejatinya manusia tidak bisa melepaskan agama, karena agama juga memiliki nilai nilai untuk bersosial humaniora.Â
Isu terkait dalam kehidupan di Bulan Ramadhan Pasca Pandemi ini, Ramadan adalah bulan puasa,bulan suci,bulan ibadah,bulannya pengampun terhadap apa saja yang sudah kita lakukan. Ramadhan juga mengajarkan kita untuk lebih dekat dengan Tuhan.
 Pada hakikatnya dibulan penuh pengampun dan segala peribadatan ini kembali hadir bersama pasca pandemi. Hal ini sangat memberikan banyak perubahan dan berdampak pada setiap aspek kehidupan. Di masa pandemi ini, tradisi dan ritual yang telah membudaya dan mengakar di masyarakat telah ditiadakan begitu saja .Â
Bagaimana tidak? Dengan adanya virus ini,kita tidak bisa melakukan aktivitas seperti apa yang sudah biasa kita lakukan, seperti halnya di masjid masjid ramai mengadakan taklim,tadarus Qur'an, melaksanakan sholat tarawih berjama'ah,mengadakan buka puasa bersama. Namun kita tidak menyangka adanya pasca pandemi, sehingga ritual ritual tersebut ditiadakan.
Hebatnya pandemi tersebut yang terjadi pada umat beragama, memaksa mereka untuk mengambil pilihan. Banyak juga tatanan ibadah yang berubah,seperti sholat berjama'ah yang mulanya merapatkan dan meluruskan barisan, kini adanya virus corona-19 harus menjaga jarak agar tidak bersentuhan.Â
Pandemi tersebut seakan akan mengisyaratkan bahwa kondisi yang tidak biasa bagi masyarakat Indonesia memiliki culture religious, sehingga memicu perspektif beraga. Bahkan mungkin tidak berlebihan. Sebagian kelompok mengatakan, berasumsi dunia seakan berakhir, padahal dalam ilmu tasawuf kondisi semacam ini adalah memotum muhasabah tentang kualitas keimanan dan ibadah sosialnya.Â
walaupun di era pandemi ini, kita tetap dapat mengambil manfaat dan hikmah dari apa yang selama ini kita lakukan. Bulan dimana kita diingatkan dengan lebih banyak kegiatan dan praktek untuk berbagi dengan sesama. Saya harap, Â Pasca pandemi ini tidak bisa diperkirakan kapan berakhir.
 Pemerintah mengambil suatu kebijakan agar masyarakat dapat melaksanakan aktivitas normal, termasuk mengacu pada aspek kehidupan keagamaan. Hal ini diperlukan supaya kita tidak mengurangi esensi dari bulan Ramadhan. Kita harapkan dapat merubah pola pikir serta perilaku kita untuk lebih fleksible dan menerima perubahan ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H