Berbicara tentang Alat Permainan Edukatif (APE), Ibu Nurul Kusuma Dewi, S.Pd., M.Pd. sebagai pemateri kedua menjelaskan bahwa ketika anak bermain, dia tidak lepas dari alat bermain atau permainan. Segala sesuatu yang digunakan sarana bermain yang mengandung nilai edukatif dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak ini disebut dengan APE.
"Mengembangkan APE untuk mendukung kegiatan bermain pada anak tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal. Kita dapat memanfaatkan apa saja yang ada disekitar kita secara langsung atau mengkreasikan barang bekas menjadi APE. Misal kardus bekas yang dibuat puzzle dapat mengembangkan kognitif anak. Gunting, krayon, pensil, dan balok dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Buku cerita, boneka, dan buku bergambar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa." tambah Nurul.
Diakhir sesi Workshop pun tak kalah meriah, bahkan peserta tampak antusias dan kompak pada sesi diskusi, merancang dan simulasi bermain APE.
Selain para kader mendapatkan pembekalan materi, kader juga sertifikat workshop yang bernilai 33 JP dan mendapatkan pendampingan implementasi rancangan kegiatan bermain ramah anak di lembaga masing-masing. Sebelum diimplementasikan, penyusunan rancangan kegiatan bermain juga melibatkan tim pengabdian dosen PG PAUD FKIP UNS.
Anggota tim pengabdian, Ibu Adriani saat kami konfirmasi mengungkapkan hal yang melatarbelakangi kegiatan ini adalah mayoritas kader POS PAUD memiliki background pendidikan bukan berasal dari bidang kependidikan. Ketidaksesuaian background pendidikan kader, memicu terbatasnya variasi pengembangan kegiatan bermain anak dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat mengakibatkan stimulasi yang diberikan kepada anak (peserta didik) tidak sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangan anak.Â
Sehingga untuk meningkatkan kecakapan pengetahuan dan keterampilan dalam hal mengajar anak usia dini maka dilaksanakan maka pendampingan kegiatan bermain yang ramah anak yaitu, sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran ramah anak, sesuai dengan pencapaian tugas perkembangan anak, serta menyenangkan.
"Pelaksanaan pendampingan ini tidak hanya dilakukan sehari saja, namun dilakukan dalam beberapa tahap yang berkelanjutan. Tahap pertama, kami melakukan analisis permasalahan di lembaga mitra dengan melakukan wawancara dengan kader Pos Paud di Kecamatan Nogosari, Boyolali. Tahap kedua, yaitu sosialisasi. Kami melakukan brainstrorming berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman kader Pos PAUD tentang Prinsip Kegiatan Bermain untuk Anak Usia Dini dan PAUD Ramah Anak. Tahap ketiga, yaitu workshop.
Kami memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kader tentang bermain ramah anak dan mewujudkan anak yang membangun pengetahuannya secara mandiri. Tahap keempat, yaitu coaching dan mentoring. Kami mendampingi kader Pos PAUD dalam pengimplemantasian rancangan kegiatan bermain ramah anak di lembaga masing-masing. Tahap kelima, yaitu evaluasi. Kami bersama lembaga mitra melakukan evaluasi kegiatan pengabdian, meliputi pelaksanaan pengabdian, hasil yang diperoleh, ketercapaian tujuan, manfaat yang didapat mitra, dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan." terang Adriani.
Ketua Pengabdian, Ibu Anayanti juga mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau juga menyampaikan terimakasih pada seluruh pihak yang turut membantu terselanggaranya acara ini. Harapan beliau, kader POS PAUD dapat mengimplementasikan materi yang sudah didapat selama workshop untuk memberikan stimulasi yang ramah anak, sesuai dengan tingkat pencapaian tugas perkembangan anak, sehingga dapat membantu anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.Â