Hari demi hari telah aku lalui.Â
Tak seharipun terlewatkan air mata ini jatuh karena mengingatmu.Â
Aku tak mengerti, mengapa aku mengalami ini semua. Â
Sakit yang begitu hebat. Sakit yang obatnya tak bisa kubeli. Â
Bahkan uangpun tak bisa membelinya.Â
Yang kurasakan saat ini, aku takut kehilanganmu. Â Tapi sungguh apa memang sebenarnya aku memang telah kehilangan kamu.Â
Aku mencoba untuk tetap tegar. Â
Menyikapi jalan yang telah kupilih.Â
Aku mencoba terus melangkah dengan mendekap sekeping hati yang harus kujaga. Â Aku tak tahu, apakah hati ini masih akan utuh?Â
Meski diterpa sakit kehancuran yang tak terlihat tapi rasanya sangat pilu. Â
Tubuhku telalu dingin bersimbah air mata yang setiap malam meratap dengan sejuta makna.Â