Sejuta makna yang kusendiri tak mampu menjabarkannya.Â
Tak ada yang menginginkan dalam posisi ini, Â aku tahu. Â
Aku mungkin manusia bodoh.Â
Yang belum bisa melesat maju.Â
Secepat laju bibir ini memutuskan.Â
Namun mundur juga bukanlah pilihan. Â Setidaknya, aku menepati perkataanku untuk selalu berusaha. Â
Meski air mata selalu menjadi pelipurku saat ini. Â Setidaknya air mata itu mengalir satu arah menuju tujuannya.
Dan begitu pula harapku bertahan. Berusaha. Â
Setidaknya ada keadilan, Â dan janji Tuhan yang pasti ditunaikan, Â air mata ini akan bermuara pada kebahagiaan. Â
Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H