Mohon tunggu...
novianti grethasaputri
novianti grethasaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

halo saya novianti gretha saputri, salah satu mahasiswa di universitas Airlangga, prodi kedokteran. disini saya ingin berbagi sedikit tulisan saya, selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Kemampuan Memahami dengan Metode Berkomunikasi pada Mahasiswa

6 Juli 2022   18:32 Diperbarui: 6 Juli 2022   18:40 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Barker dkk, 1980

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin lepas dari komunikasi. Dalam segala bidang, tanpa terkeecuali dalam bidang Pendidikan.

Dalam proses pembelajaran komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan terutama penyampaian ilmu dari pengajar kepada pelajar. Permasalahan yang sering terjadi di kalangan pelajar saat ini adalah ketidakpahaman yang diakbatkan oleh kesalahan dalam metode belajar dan berkomunikasi. 

Tidak cukup hanya dengan mendengarkan pengajar saja seluruh mahasiswa dianggap mampu memahami isi materi dengan baik. Strategi komunikasi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas komunikasi sehingga pemahaman tidak hanya diraih oleh sebagian mahasiswa saja.

Pemahaman materi secara menyeluruh akan memberikan konstribusi juga terhadap perkembangan prestasi mahasiswa. Maka dari itu, isu ni penting untuk dibahas guna meningkatkan prestasi dan memudahkan pemahaman di kalangan mahasiswa dengan cara berkomunikasi secara efektif.

Metode komunikasi dibagi menjadi dua, verbal dan non-verbal (Widdoson, 1978). Komunikasi reseptif adalah salah satu bagian dari komunikasi verbal. 

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Barker, dkk. Pada tahun 1980 kepada mahasiswa, ditemukan bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah diagram hasil penelitian Barker, dkk.  

Diagram 1. Durasi Waktu Kegiatan Berbahasa Mahasiswa

Dalam diagram Durasi Waktu Kegiatan Berbahasa Mahasiswa, dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa cenderung lebih sering mendengar, yaitu sebanyak 53%. Mahasiswa dengan kecenderungan mendengar akan memilih untuk memahami materi di dalam kelas dengan cara dijalaskan secara langsung oleh pengajar. 

Mereka dapat menyimak apa yangmereka dengar lalu memahaminya. Komunikasi dengan cara mendengar dapat secara efisien dilakukan apabila penyampaian pesannya berbetuk transkrip suara dan pererima pesan langsung dapat melakukan hubungan timbal balik dengan pengirim pesan atau komunikator.

Sebagian mahasiswa lainnya tidak cenderung pada cara berkomunikasi dengan mendengar. 17% dari sampel penelitian mengaku memiliki kecenderungan pada membaca. Mahasiswa dengan kecenderungan membaca akan lebih memilih belajar dengan metode individu melalui buku materi atau membaca di internet. 

Berkomunikasi pada mahasiswa dengan kecenderungan membaca akan lebih efisien apabila dilakukan dengan penyampaian pesan melalui transkrip tulisan, sehingga pengirim pesan tidak perlu berbicara langsung pada penerima pesan karena pembaca membutuhkan waktu yang lebih banyak daripada pendengar dan tingkat intelegensi yang lebih tinggi untuk memahami maksud dari bacaan. 

Selain itu, sebanyak 15% dari mahasiswa cenderung berkomunikasi dan memahami melalui berbicara. Pengajar dapat melakukan komunikasi dua arah pada mahasiswa dengan bertanya tentang pemahaman materi, presentasi, maupun sekadar menyimpulkan materi yang telah dipahami. 

Mahasiswa yang cenderung berkomunikasi dengan bicara dapat memahami materi lebih baik ketika mereka menjelaskan kembali baik kepada teman mereka maupun di depan cermin. Selain ketiga metode tersebut, beberapa mahasiswa cenderung berkomunikasi dengan cara menulis. 

Mahasiswa dengan kecenderungan menulis akan mudah memahami materi apabila mereka menulis ulang materi yang mereka dengar atau baca. Biasanya, mahasiswa akan membuat resume untuk mengingat dan memahami materi. 

Diagram tersebut membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan cara berkomunikasi yang berbeda-beda, sehingga berbeda pula metode belajar yang mereka perlukan.

Berdasarkan pemaparan di atas, terbukti benar bahwa metode berkomunikasi memili hubungan dengan kemampuan memahami mahasiswa. Keterkaitan ini disebabkan oleh kecenderungan mahasiswa dalam berbahasa berbeda-beda sehingga membutuhkan metode pembelajaran dan berkomunikasi yang berbeda pula. 

Dengan adanya pemaparan ini, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran baik kepada mahasiswa sebagai pelajar maupun kepada pengajar untuk memahami pentingnya cara berkomunikasi guna memeratakan pemahaman mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun