Salah satu untuk mengatasi subyektifitas adalah menggunakan _multy tools_ dan _multy psikolog_. Selain itu cara mengurangi subyektifitas adalah melalui pemahaman dan pelaksanaan kode etik profesi.
Kita (sebagai manusia) tidak dapat lepas dari 'first impression' (kesan pertama). Pengalaman kehidupan membuktikan bahwa sering terjadi 'ketidakadilan' akibat kesan pertama.
Menurut saya, semua dasar teori dan pendapat yang disampaikan oleh ahli psikologi, merupakan dasar teori ketrampilan psikolog secara umum, bukan hanya psikolog klinis dan psikolog forensik. Teori Milgram memang dipelajari psikologi sosial dalam memahami dan membentuk perilaku 'patuh atau taat'.
Ketaatan atau kepatuhan seseorang akan selalu terjaga apabila ada otoritas didekatnya atau yang dilihatnya. Itulah sebabnya, berdirinya Polantas di jalan, mampu membuat pengguna jalan raya 'taat' (takut). Itulah sebabnya dibuat patung polisi yang 'hanya berpengaruh' kepada pengguna jalan yang baru sekali melewati jalan tersebut. Akan tetapi, pengguna jalan yang sering melewati jawan tersebut, pastilah berpikir "Ah, itu cuma patung". Taatkah dia?
Tampilan atribut dan pakaian dinas lengkap merupakan salah satu cara untuk menambah efek 'ketaatan'. Kepribadian orang juga dapat mempengaruhi 'ketaatan' seseorang.
Sama halnya kecerdasan berpikir, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual juga saling mempengaruhi di dalam diri seseorang. Itulah sebabnya kita tidak dapat memastikan seseorang itu akan 'taat' kepada kita. Pembantu atau ART 'taat' kepada kita itu karena benar-benar dari hatinya atau karena takut dimarahi bahkah diberhentikan?
Dari uraian di atas, saya ingin menyampaikan bahwa psikologi (forensik dan klinis) merupakan ilmu yang dapat menjelaskan perilaku manusia atau seseorang. Ketika ilmu itu digunakan di lingkungan atau ranah hukum dengan sedirinya diistilahkan sebagai psikologi forensik. Tujuannya membuat terang latar belakang perilaku korban, saksi dan tersangka dalam suatu kejadian tindak pidana.
Selamat datang psikologi (forensik).
Jumat, 27 Desember 2023
Novian Pranata, psikolog