Mohon tunggu...
Novian Pranata
Novian Pranata Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Psikolog

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Selamat Datang Psikologi (Forensik)

29 Agustus 2023   20:46 Diperbarui: 29 Agustus 2023   21:03 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu untuk mengatasi subyektifitas adalah menggunakan _multy tools_ dan _multy psikolog_. Selain itu cara mengurangi subyektifitas adalah melalui pemahaman dan pelaksanaan kode etik profesi.

Kita (sebagai manusia) tidak dapat lepas dari 'first impression' (kesan pertama). Pengalaman kehidupan membuktikan bahwa sering terjadi 'ketidakadilan' akibat kesan pertama.

Menurut saya, semua dasar teori dan pendapat yang disampaikan oleh ahli psikologi, merupakan dasar teori ketrampilan psikolog secara umum, bukan hanya psikolog klinis dan psikolog forensik. Teori Milgram memang dipelajari psikologi sosial dalam memahami dan membentuk perilaku 'patuh atau taat'.

Ketaatan atau kepatuhan seseorang akan selalu terjaga apabila ada otoritas didekatnya atau yang dilihatnya. Itulah sebabnya, berdirinya Polantas di jalan, mampu membuat pengguna jalan raya 'taat' (takut). Itulah sebabnya dibuat patung polisi yang 'hanya berpengaruh' kepada pengguna jalan yang baru sekali melewati jalan tersebut. Akan tetapi, pengguna jalan yang sering melewati jawan tersebut, pastilah berpikir "Ah, itu cuma patung". Taatkah dia?

Tampilan atribut dan pakaian dinas lengkap merupakan salah satu cara untuk menambah efek 'ketaatan'. Kepribadian orang juga dapat mempengaruhi 'ketaatan' seseorang.

Sama halnya kecerdasan berpikir, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual juga saling mempengaruhi di dalam diri seseorang. Itulah sebabnya kita tidak dapat memastikan seseorang itu akan 'taat' kepada kita. Pembantu atau ART 'taat' kepada kita itu karena benar-benar dari hatinya atau karena takut dimarahi bahkah diberhentikan?

Dari uraian di atas, saya ingin menyampaikan bahwa psikologi (forensik dan klinis) merupakan ilmu yang dapat menjelaskan perilaku manusia atau seseorang. Ketika ilmu itu digunakan di lingkungan atau ranah hukum dengan sedirinya diistilahkan sebagai psikologi forensik. Tujuannya membuat terang latar belakang perilaku korban, saksi dan tersangka dalam suatu kejadian tindak pidana.

Selamat datang psikologi (forensik).

Jumat, 27 Desember 2023
Novian Pranata, psikolog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun