Moderasi beragama adalah suatu cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang mengedepankan sikap tengah, toleransi, dan saling menghormati antar umat beragama. Ini berarti kita meyakini kebenaran agama masing-masing secara kuat, namun tetap menghargai dan menghormati keyakinan orang lain tanpa harus memaksakannya.
Sejarah Moderasi Beragama
Moderasi beragama bukanlah konsep baru di Indonesia. Akarnya telah tertanam jauh sebelum istilah ini populer digunakan.Â
Masa Awal Penyebaran Islam di Nusantara
Walisongo: Para wali songo, seperti Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang, dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan Islam dengan cara yang damai dan santun. Mereka mengadopsi budaya lokal, berinteraksi dengan tokoh agama lain, dan menghindari paksaan dalam beragama. Ini adalah bentuk awal dari moderasi beragama.
Sinkretisme: Perpaduan antara ajaran Islam dengan kepercayaan lokal melahirkan bentuk Islam yang khas Nusantara, seperti Islam Jawa. Sinkretisme ini menunjukkan bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan identitasnya.
Masa Kolonial
Politik Pecah Belah: Kolonialisme Belanda menerapkan politik pecah belah untuk menguasai Indonesia. Mereka mempertentangkan berbagai kelompok, termasuk kelompok agama. Namun, masyarakat Indonesia pada umumnya tetap hidup berdampingan secara damai.
Munculnya Organisasi Keagamaan: Munculnya organisasi-organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi wadah bagi umat Islam untuk memperkuat identitas keagamaan mereka. Namun, kedua organisasi ini juga menunjukkan sikap moderat dalam beragama.
Masa Kemerdekaan
Pancasila: Negara Indonesia yang baru merdeka mengadopsi Pancasila sebagai dasar negara. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan pentingnya kebebasan beragama dan toleransi antarumat beragama.