"Iya. Ketika masih di Malang dulu." Rena menahan diri agar suaranya tak terdengar bergetar.Â
Selanjutnya mereka terlibat obrolan yang serius mengenai konsep dan tehnik pembuatan iklan makanan kaleng itu. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat dan Adit mengakhiri presentasinya.Â
"Ok, Pak Adit. Saya tertarik dengan konsep yang anda tawarkan, tapi untuk itu saya harus membicarakan dulu dengan direksi lainnya."
"Baik, Pak. Kami akan tunggu keputusanya." Kata Adit.Â
Setelah itu, Adit mengajak Rena berpamitan Rena menghela napas lega. Akhirnya penderitaanya telah berakhir. Ketika mereka sudah di dalam mobil, Adit menilik sekilas ke arah arlojinya.Â
"Rena, kita langsung pulang aja ya udah tanggung juga bentar lagi udah jam pulang."Â
"Tapi Mas, saya kan masih harus nyelesaikan laporan hasil meeting tadi."Â
"Ah itu sih bisa kamu kerjakan di rumah nanti, ga perlu di kantor. Aku antar kamu sampai rumah ya?"Â
Rena hanya bisa mengangguk sambil tersenyum.Â
***
Di dalam mobil, Rena lebih banyak diam. Gadis itu tampak sedang melamun sambil memandang keluar jendela. Entah apa yang sedang Ia pikirkan. Apa ini ada hubungannya dengan Andre? Dari ekspresi mereka saat bertemu tadi sepertinya ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.Â