Menjelang pukul dua siang, mobil yang Adit akemudikan memasuki pelataran sebuah Cafe yang menjadi lokasi meeting. Cafe siang itu ramai. Seorang pelayan yang berdiri di depan pintu menyambut mereka dengan senyuman ramah.Â
"Untuk berapa orang?" Tanya pelayan cafe itu sambil terus tersenyum.Â
"Kami ada janji dengan Pak Andre Wijaya dari PT Segar Sari."Â
"Oh silahkan Pak, beliau sudah datang."Â
Nama yang barusan di sebut Adit membuat Rena terpaksa mengernyitkan keningnya.Â
Andre Wijaya?
Kenapa nama kliennya itu bisa sama persis dengan nama pria masa lalu nya? Ah, tapi kan banyak orang yang memiliki nama yang sama? Rena berusaha menghibur diri sambil terus melangkah masuk mengikuti pelayan tadi. Sampai Ia benar-benar melihat sosok itu. Sosok lelaki jangkung dan berkulit putih yang sedang duduk manis di pojok cafe.Â
Oh tidak! Kenapa dia? Jika ada orang yang tak ingin Ia temui saat ini, dialah orangnya. Tapi, Ia tahu hal itu tak mungkin terjadi, pertemuan itu tetap harus di hadapinya. Rena menghela nafas panjang agar lebih ringan dan tenang.Â
"Selamat siang, Pak Andre. Maaf kalau membuat Anda menunggu terlalu lama." Sapa Adit ketika sudah berada di meja pria itu.Â
"Siang Pak Adit. Ah enggak kok pak saya juga baru aja datang."