Mohon tunggu...
Noviandini Intan Safitri
Noviandini Intan Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Biology Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Lebih Dekat si Lungfish

19 Mei 2023   18:19 Diperbarui: 19 Mei 2023   18:27 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita mendengar seputar ikan dan sistem pernapasannya, pasti yang langsung terlintas dipikiran bahwa ikan hanya bernapas menggunakan insang. Namun, sebenarnya beberapa spesies ikan tidak hanya bernapas dengan insang. Ikan bernapas dengan organ pernapasan udara atau air breathing organ, sebagai pernapasan tambahan. Beberapa diantaranya ialah kulit, organ arboresen, dan organ labirin. Yang tidak disebutkan adalah ada ikan yang bernapas dengan paru-paru. Ya Anda tidak salah baca, ikan bernapas dengan paru-paru. Di negara kita memang tidak ada ikan yang bernapas dengan paru-paru. Namun sebaliknya di Amerika Latin, Afrika, dan Australia dapat kita temukan ikan yang bernapas dengan paru-paru dan tetap punya insang. Karena bernapas dengan paru-paru maka disebut ikan paru-paru (lungfish).

Famili Neoceratodontidae (ikan paru-paru Australia) ada sejak periode Triassic sampai kini. Ikan ini hidup di perairan tawar. Memiliki sepasang sirip besar dan kuat dengan banyak jari-jari keras. Neoceratodus forsteri adalah ikan paru-paru paling primitif yang masih ada. Ia bisa jadi adalah salah satu vertebrata yang mencapai umur tertua di dunia dan diperkirakan dapat bertahan hingga 100 tahun. Fallon et al. (2019) menghitung umur ikan yang diambil sampel berkisar antara 2,5 - 77 tahun. 

Ikan ini terbatas pada wilayah geografis kecil di Sungai Burns dan Mary di Australia timur, tepatnya di perairan yang lebih terbuka dan kolam yang dalam. Ia mencapai panjang maksimum sekitar 1,5 m dan bobot badan 40 kg. Ikan ini memiliki sirip besar berdaging dan sisik tebal. Ikan diam dan tidak responsif pada siang hari dan mulai aktif senja dan malam hari. Ikan ini meskipun tergolong karnivora yang memangsa cacing tanah, siput, udang, dan katak, tetapi ia juga memakan bahan tumbuhan. Neoceratodus forsteri tidak mengubur diri atau estivasi. Sehingga ini yang membedakannya dengan ikan paru-paru yang tinggal di Afrika dan Amerika Latin. Ikan ini menghirup udara secara kontinyu (terus menerus) pada frekuensi rendah. Paru-parunya kurang terspesialisasi untuk respirasi dibandingkan dengan Lepidosiren atau Protopterus. Organ paru-parunya berada di bagian dorsal rongga coelomic dan memiliki peran yang lebih besar dalam mengatur daya apung daripada untuk respirasi. Respirasi udara dilakukan oleh N. forsteri berlaku lebih untuk mempertahankan aktivitas tinggi daripada untuk memastikan sintasan baik dalam air hangat atau hipoksia (Graham 1997). 

Untuk menghirup udara, ikan dapat naik ke permukaan, menghembuskan napas melalui mulut, menarik napas, dan menyelam kembali ke dalam air. Mereka tidak terlalu sering menghirup udara; lungfish Australia, tidak seperti lungfish Afrika atau Amerika Selatan, bukanlah harus menghirup udara dan dalam keadaan normal, jarang menghirup udara. Ikan ini berbeda morfologinya dengan lima spesies lainnya. Ikan ini dapat hidup beberapa hari di luar air, hanya jika ia dalam keadaan lembab; tetapi tidak akan sintas bila berada total tanpa air.

Spesies ini tersebar di bagian tropis benua, menghuni rawa, kolam dangkal, danau dalam, dan sungai. Ikan ini adalah predator rakus. Kondisi hipoksia dan hiperkarbik (hypercarbic = peningkatan karbon dioksida dalam darah) terjadi alamiah di habitatnya sehingga ikan ini harus menjadi penghirup udara sejak usia dini. 

Pada beberapa habitat yang ditempati ikan ini dapat mengalami kekeringan musiman sehingga memaksanya untuk bertahan. Ikan paru-paru Afrika memiliki kapasitas untuk menggali, menyelubungi diri dalam kepompong lendir, dan berkembang biak di lumpur kering untuk waktu yang cukup lama, hingga empat tahun. Kondisi ini dinamakan estivasi atau tidur musim panas. Saat air menghilang dari habitatnya, ikan paru-paru menggali secara vertikal ke dalam lumpur dan membuat lubang untuk tubuhnya. Lumpur akhirnya menyumbat lubang lubang, dan ikan yang tertutup menyelimuti dirinya dengan kepompong lendir yang akan mencegah dehidrasi saat lumpur di sekitarnya mengering. Kecuali untuk lubang pernapasan kecil yang berdekatan dengan mulut dan lubang-lubang, kepompong tertutup rapat.

 Perkiraan metabolisme ikan yang estivasi berkisar dari 1-20% dari tingkat istirahat dalam air. Produk limbah nitrogennya yang diekskresikan sebagai amonia oleh ikan dalam air, diubah menjadi urea dan disimpan di dalam tubuh untuk jangka waktu tertentu (Graham 1997). Estivasi dihentikan segera setelah air mengalir kembali ke habitat. Air yang membanjiri bukaan liang, menimbulkan tekanan kekurangan oksigen (asphyxic stress) pada ikan yang pada gilirannya merespons dengan muncul ke permukaan untuk respirasi. Semua simpanan urea dikosongkan dan ikan kembali ke pola normal ammonotelisme 

Jadi apa komentar Anda setelah membaca artikel ini? Apakah anda setuju kalau saya katakan bahwa ikan memiliki semua yang vertebrata lain punya. Bila semua burung bernapas dengan paru-paru, tanpa kecuali; maka ada jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru dan insang. Katak juga bernapas dengan insang. Ya ketika ia masih berudu, tapi ketika dewasa katak bernapas dengan paruparu. Jadi pada satu waktu katak menggunakan hanya satu jenis alat pernapasan. Ini beda dengan ikan paru-paru yang punya dua jenis alat pernapasan pada saat yang sama.

REFERENSI :

Fallon SJ, McDougall AJ, Espinoza T, Roberts DT, Brooks S, Kind PK, et al. 2019. Age structure of the Australian lungfish (Neoceratodus forsteri). PLoS One, 14(1): e0210168. 

Graham JB. 1997. Air Breathing Fishes: Evolution, Diversity, and Adaptation. Academic Press, Inc,. San Diego, California. xi + 299 p.

Rahardjo, Fadjar.2022. Ikan Paru-paru (8-15). Iktiologi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun