Mohon tunggu...
Putra
Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Orang Indonesia, lahir dan besar di Palembang

Penulis lepas yang tertarik dengan isu-isu seputar politik, keamanan, dan luar negeri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kondisi Ust. Arifin Ilham: Sudah Begitu Parah kah Perpecahan di Indonesia?

14 Januari 2019   09:29 Diperbarui: 14 Januari 2019   10:11 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saya membaca feed berita dari Tempo.co tentang kondisi Ustad Arifin Ilham di Facebook. Judulnya, Ustad yang saat ini sedang dirawat di Malaysia karena penyakit kanker getah bening stadium 4A tersebut menuliskan "pesan soal kematian" dalam akun Facebooknya.

Belum juga saya membuka link Tempo itu, saya penasaran dengan banyaknya komentar, like, dan share berita itu, sehingga saya membuka kolom komentarnya.

Astagfirullah hal adzim, saya kira masyarakat Indonesia sudah cukup dewasa untuk membedakan mana hal yang terkait dengan kemanusiaan dan mana yang terkait dengan politik. Saya salah 100%.

Kondisi ustadz yang saat ini cukup parah tersebut nampaknya membuat senang beberapa orang yang mungkin hati dan pikirannya telah tercemar kebencian.

Ada yang mengkaitkan dengan Ahok, RS. Sumber Waras, ceramah, kehidupan pribadi sang ustadz, dan mengatakan penyakit tersebut merupakan adzab.

Apakah sebegitu parahnya perpecahan di Indonesia? bahkan simpati bagi kemanusiaan pun sudah hilang?

Apakah orang-orang tersebut tidak diajarkan tata karma atau norma kesopanan yang paling mendasar di keluarga sejak kecil? Sehingga bukan bersimpati, malah menggunjing?

Mungkin masih ada beberapa orang yang tidak bisa menerima ceramah, pendapat, atau perbuatan sang ustadz, namun apakah hal tersebut bisa menjadi pembenaran untuk menggunjing orang yang terbaring lemah di rumah sakit?

Mungkin situs-situs berita sebaiknya menonaktifkan kolom komentar di medianya, karena masih rendahnya kedewasaan dan kecerdasan netizen Indonesia.

Terkahir, izinkan saya sampaikan pesan Rasulullah SAW, "berkatalah yang baik, atau diam".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun