Meskipun demikian, beberapa masyarakat miskin Malaysia (didominasi oleh etnik Melayu) memandang UMNO dan Barisan Nasional sebagai pihak yang sangat berjasa memajukan negara tersebut pada 1980an dan 90an.
Najib Razak mengingatkan mayoritas Melayu bahwa partainya lah yang menjamin hak istimewa bagi Melayu dan agamanya, Islam, dalam bidang ekonomi, dimana sebelumnya didominasi oleh minoritas Cina.
Memilih oposisi, menurutnya, sama dengan memilih Democratic Action Party (DAP), partai etnis Cina yang memiliki jumlah kursi terbesar di Pakatan Harapan (koalisi oposisi).
Pernyataan tersebut dapat merusak masyarakat multi-ras Malaysia, namun setelah hampir semua pemilih etnis Cina mendukung oposisi pada 2013 (Tsunami Cina), pertarungan sesungguhnya dari pemilu ini adalah untuk menggaet pemilih Melayu yang total 60% dari seluruh pemilih.
Itulah mengapa pihak oposisi memasangkan Dr. Mahathir dengan Anwar Ibrahim.
Sebagai perancang dari keajaiban ekonomi Malaysia pada 1990an dan kebijakan yang menguntungkan etnik melayu pada pekerjaan di pemerintahan dan pendidikan, Mahathir sendirian sebenarnya mampu memberi Pakatan Harapan sebuah kesempatan untuk memenangkan pemilih etnik Melayu.
Pihak Najib pun berhati-hati mengkritik sosok yang dianggap sebagai 'Bapak Malaysia Modern' tersebut. Dalam pidatonya, Najib menyebut Mahathir membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh DAP untuk memecah Malaysia.
Dalam menyerang Najib, Mahathir memusatkannya pada dugaan skandal korupsi pemerintah, terutama kasus 1MDB yang menjadi subjek investigasi Departemen Kehakiman AS.
Hampir 700 juta USD ditemukan di rekening pribadi Najib Razak, uang yang ia akui sebagai donasi dari pangeran Arab Saudi. Skandal tersebut merusak reputasi sang PM, namun karena investigasi dan pelaporan di internal Malaysia terhentikan kemudian pengambil alihan kendali UMNO oleh Najib, nampaknya seberapa gigihnya pihak oposisi mengangkat kasus tersebut tidak akan berpengaruh pada pemilih.
Dr. Mahathir pun menggunakan isu-isu lain, yakni gaya mewah istri Najib Razak, hingga ancaman hilangnya pekerjaan dan tanah Melayu dari investasi besar-besaran Cina, semua itu disampaikan sehingga meyakinkan orang Melayu jika Ia terpilih, maka hak-hak spesial mereka akan terlindungi.
Beberapa pemilih menyatakan bahwa dengan adanya mantan PM di pihak oposisi, akan susah membedakan mereka (oposisi) dengan pemerintah.