Faktor ketiga adalah munculnya pendakwah muda dan gaul seperti Ust. Hanan Attaki dan Kang Abe serta pendakwah karismatik seperti Ust. Abdul Somad. Dengan memahami masalah yang dihadapi kaula muda seperti masalah jodoh, pekerjaan, kegalauan dsb, ustad-ustad tersebut berhasil merebut hati banyak pemuda yang kemudian 'kepo' dengan agamanya sendiri.
Sehingga yang awalnya hanya mendengar kajian tentang jodoh berangsur-angsur tertarik untuk mendengar kajian 'serius' semisal tauhid, bahkan dari ustad-ustad lain. Hal tersebut menyebabkan kaula muda bukan sekedar tertarik dengan sosok sang ustad, namun juga tertarik dan kepo dengan kebenaran ajaran agamanya. Yang lebih menarik adalah ustad-ustad yang menjadi panutan kaula muda  tersebut jarang sekali muncul di TV.
Faktor-faktor diatas saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dan apabila ritmenya terus teratur, gaya hidup 'hijrah' dan menghadiri kajian Islam menjadi sebuah tren baru yang viral di Indonesia. Jangan heran apabila dalam beberapa bulan atau tahun muncul anggapan 'tidak gaul jika belum pernah menghadiri kajian'. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H