Mohon tunggu...
Putra
Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Orang Indonesia, lahir dan besar di Palembang

Penulis lepas yang tertarik dengan isu-isu seputar politik, keamanan, dan luar negeri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenal Muhammad bin Salman dan Pergerakannya di Saudi

9 Maret 2018   13:17 Diperbarui: 9 Maret 2018   13:41 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rencana tersebut juga termasuk merubah kurikulum pendidikan, peningkatan partisipasi wanita di dunia kerja, dan investasi di sector hiburan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaula muda.

Pada april 2017, Saudi mengumumkan rencana pembangunan 334km persegi kota entertainment di pinggiran Riyadh, nantinya akan menawarkan aktivitas budaya dan olahraga termasuk taman safari.

Pangeran mahkota MBS juga diduga mempelopori pemboikotan Qatar bersama Uni Emirat, Bahrain, dan Mesir atas dugaan dukungan kepada terorisme dan mencampuri urusan negara tetangga.

Qatar membantah tuduhan tersebut dan tidak bersedia menyetujui daftar permintaan untuk memperbaiki hubungan perdagangan dan diplomatik. Hingga saat ini konflik tersebut belum terselesaikan.

Pada akhir Juni, Raja Salman menggati putra mahkota dari Pangeran Muhammad bin Nayef menjadi Pangeran MBS. Pangeran Muhammad bin Nayef juga dilepas jabatannya sebagai Menteri Dalam Negeri, yang kemudian menjadikan pasukan keamanannya dibawah kendali Dewan Kerajaan dan MBS. Muhammad bin Nayef juga dikabarkan menjadi tawanan rumah.

Kemudian, MBS mengkonsolidasikan kekuasaannya dan menenkankan rencananya untuk meliberalisasi kehidupan sosial dan ekonomi.

Sebuah langkah awalnya adalah mencabut kebijakan pemotongan tunjangan, bonus, dan keuntungan bagi pegawai negeri dan personil militer yang sebelumnya diberlakukan pada 2016 akibat penurunan harga minyak dunia.

Pada September 2017, MBS memerintahkan penahanan terhadap lebih dari 20 ulama dan intelektual yang berpengaruh karena dianggap berpihak pada 'pihak asing yang bertentangan dengan kerajaan', pihak asing disini diyakini sebagai Qatar dan Muslim Brotherhood.

Kemudian pada bulan yang sama, Raja Salman mengumumkan pelarangan wanita untuk mengemudi akan berakhir pada Juni 2018, MBS dianggap yang menginisiasi hal ini meskipun mendapat penolakan dari pihak konservatif.

Pada Oktober, MBS mengatakan bahwa kembali kepada Islam moderat adalah kunci dari rencananya untuk memodernisasi Arab Saudi, saat itu Ia juga mengumumkan investasi sebesar 500 miliyar USD untuk membangun kota baru dan kawasan bisnis yang dinamai 'Neom'.

Bulan berikutnya, MBS meluncurkan upaya anti korupsi yang disebut banyak pihak sebagai langkah akhir dalam mendapat kendali penuh kerajaan Saudi. Sebelas pangeran, empat menteri dan beberapa pengusaha besar adalah beberapa dari puluhan orang yang ditahan, termasuk pangeran Alwalid bin Talal dan pangeran Miteb bin Abdullah yang juga dilepas dari jabatannya sebagai kepala Pertahanan Nasional, satu-satunya security service yang tidak berada dibawah kendali MBS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun