Pada dunia yang penuh dengan gaduh
Tersisip jutaan jiwa yang di rengkuh dinginnya dunia sembari mengaduh
Derap langkah lari pun kian terdengar jelas bagai genderang perang yang sedang di tabuh.
Satu per satu dari mereka perlahan mulai mencoba menengadah
Sembari berupaya menyekap sisa-sisa kuntum mawar yang merekah
Mereka tidak ingin mati di tikam oleh perasaan bersalah.
Maka,mereka yang dahulu di kekang pada ketidakberdayaan
Sekonyong-konyong memberontak terhadap kesunyian
Berdarah dan lebam demi menuntut apa yang patut untuk di perjuangkan
Dari apa yang selama ini telah terpenjarakan.
Kini lampu-lampu redup di jalanan perlahan terang benderang
Terbuka sudah tabir gelap berupa impian serta akal lahiriah jiwa yang segera bergegas menuju petang
Untuk kemudian segera mereka rayakan kehadirannya pada sanubari yang lapang
Barangkali seluruh hidup ini adalah perjuangan panjang menuju sanubari yang sepenuhnya merdeka
Barangkali hidup ini adalah perjuangan sepanjang masa guna menjadi individu yang berdaya, berpijak pada mimpi yang menjelma dalam wujud karya
Barangkali juga hidup ini semacam kontestasi perihal bagaimana mewujudkan mimpi duniawi guna menjadi sumber kemaslahatan bagi sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H