Mohon tunggu...
Novia Ayu Safitri
Novia Ayu Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haii KOMPASIANA... Saya mahasiswa S1 Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah semester 2 . Selama kuliah saya aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi mahasiswa. Saya adalah orang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, dan mampu bekerja sama dalam tim. saya memiliki minat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meluruskan Akhlak " Membangun Karakter Mulia Dalam Masyarakat Modern "

3 Juli 2024   16:15 Diperbarui: 3 Juli 2024   16:34 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang berbahagia,

Hari ini, kita berkumpul di sini untuk merenungkan sebuah topik yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia: akhlak. Akhlak, bagaikan kompas moral yang menuntun kita di jalan kebaikan, membedakan antara benar dan salah, dan mengantarkan kita menuju kebahagiaan sejati.

Akhlak mulia bukan sekadar kata-kata indah, tetapi cerminan dari karakter dan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang baik terpancar dari tindakan dan perbuatan kita, terukir dalam interaksi kita dengan sesama manusia, dan tertanam dalam hati nurani kita.

Akhlak, sebuah kata yang sarat makna dan penuh nilai, merujuk pada kualitas karakter mulia yang tertanam dalam diri manusia. Ia bagaikan kompas moral yang menuntun individu dalam berperilaku dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Akhlak bukan sekadar pengetahuan, melainkan perwujudan nyata dari nilai-nilai luhur dalam setiap tindakan dan perkataan.

Kata "akhlak" berasal dari bahasa Arab,"الخُلُقُ" , yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Lebih dalam lagi, akhlak diartikan sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sebagai umat beragama, kita dibekali dengan pedoman moral yang jelas dan lengkap. Dalam agama Islam, akhlak mulia menjadi pilar utama dalam mencapai ketakwaan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW, teladan terbaik bagi umat manusia, telah menunjukkan kepada kita bagaimana akhlak mulia dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Marilah kita teladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan kita. Beliau adalah sosok yang penuh kasih sayang, rendah hati, sabar, dan selalu memaafkan. Beliau selalu mengedepankan kepentingan orang lain, dan selalu berusaha untuk membantu mereka yang membutuhkan.

قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- : “إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ

“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu,” (HR Ibnu Majah).

Akhlak mulia bukan hanya tentang menjadi orang yang baik, tetapi juga tentang menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Kita harus menjadi teladan bagi keluarga, teman, dan masyarakat di sekitar kita. Kita harus menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan dan menyebarkan nilai-nilai positif kepada orang lain.

Meluruskan akhlak bukanlah tugas yang mudah. Kita membutuhkan komitmen yang kuat, tekad yang bulat, dan kesabaran yang luar biasa. Kita harus terus belajar, intropeksi diri, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Namun, percayalah bahwa usaha kita tidak akan sia-sia. Akhlak mulia adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dengan akhlak yang mulia, kita akan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21).

Akhlak mulia bukan sekadar kata-kata indah, tetapi cerminan dari karakter dan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang baik terpancar dari tindakan dan perbuatan kita, terukir dalam interaksi kita dengan sesama manusia, dan tertanam dalam hati nurani kita.

Meluruskan akhlak adalah proses memperbaiki dan memperkuat nilai-nilai moral dan etika seseorang agar sesuai dengan standar yang dianggap baik dalam masyarakat. Proses ini melibatkan kesadaran diri, refleksi atas perilaku dan sikap yang mungkin kurang baik, serta komitmen untuk melakukan perubahan positif. Berikut adalah beberapa langkah dan penjelasan tentang bagaimana meluruskan akhlak:

Introspeksi dan Kesadaran Diri: Langkah pertama dalam meluruskan akhlak adalah dengan melakukan introspeksi diri. Ini melibatkan mengenali dan memahami kelemahan atau kesalahan dalam perilaku atau sikap kita sendiri. Kesadaran diri membantu kita untuk lebih jujur dan objektif dalam menilai diri sendiri.

Mengakui dan Mengakui Kesalahan: Penting untuk dapat mengakui kesalahan dan kekurangan kita. Ini mencakup kemampuan untuk menerima umpan balik kritis dari orang lain dan mempertimbangkan kembali sikap atau tindakan yang mungkin telah melanggar nilai-nilai moral atau norma sosial.

Perbaikan Diri dan Komitmen untuk Berubah: Meluruskan akhlak memerlukan komitmen yang kuat untuk melakukan perbaikan diri secara konsisten. Ini bisa meliputi mengubah kebiasaan buruk, memperbaiki cara berinteraksi dengan orang lain, atau mengontrol emosi dan reaksi terhadap situasi tertentu.

Belajar dari Teladan dan Pembelajaran: Mengambil teladan dari figur-figur yang memiliki akhlak mulia dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran. Observasi terhadap bagaimana orang-orang ini bertindak dan bereaksi dalam berbagai situasi dapat membantu memperkuat nilai-nilai moral dalam diri sendiri.

Memahami Nilai-Nilai Etika dan Moral: Penting untuk memahami nilai-nilai etika dan moral yang dianut oleh masyarakat atau budaya tempat kita tinggal. Ini membantu kita menyesuaikan perilaku dan sikap kita agar sesuai dengan norma-norma yang dihormati oleh masyarakat.

Mengembangkan Empati dan Keterbukaan: Empati dan keterbukaan terhadap pandangan dan nilai-nilai orang lain dapat membantu kita untuk menjadi lebih bijaksana dalam interaksi sosial. Memahami perspektif orang lain membantu kita untuk lebih menghargai perbedaan dan memperkuat hubungan antarindividu.

Konsistensi dan Kesabaran: Meluruskan akhlak tidaklah instan; itu adalah proses yang memerlukan konsistensi dan kesabaran. Perubahan yang signifikan dalam perilaku dan sikap memerlukan waktu dan usaha yang berkelanjutan.

Meluruskan akhlak merupakan langkah penting dalam upaya untuk menjadi individu yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan kesadaran diri, komitmen untuk berubah, dan pengembangan nilai-nilai moral yang kokoh, seseorang dapat mengembangkan akhlak yang baik dan memberi contoh yang positif bagi orang lain.

Penerapan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dari hal-hal kecil. Contohnya:

  • Menyapa dengan ramah dan tersenyum kepada orang lain.
  • Membantu orang yang membutuhkan.
  • Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan.
  • Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.
  • Berkata yang baik dan santun.
  • Menepati janji.
  • Menjaga diri dari perbuatan tercela.

Dengan menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan, individu akan merasakan ketenangan jiwa, kebahagiaan sejati, dan mendapat ridho Allah SWT. Akhlak mulia juga menjadi kunci tercapainya kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian di dalam masyarakat.

Di era modern ini, di mana berbagai perubahan dan kemajuan terjadi dengan pesat, akhlak mulia menjadi semakin penting. Generasi muda, sebagai penerus bangsa, harus dibekali dengan fondasi akhlak yang kokoh agar mampu menghadapi berbagai tantangan dan godaan di masa depan.

Akhlak mulia bukan hanya tentang menjadi orang yang baik, tetapi juga tentang menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Kita harus menjadi teladan bagi keluarga, teman, dan masyarakat di sekitar kita. Kita harus menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan dan menyebarkan nilai-nilai positif kepada orang lain.

Membangun generasi muda berakhlak mulia membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah. Keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai akhlak mulia sejak dini kepada anak-anak. Sekolah juga berperan penting dalam memberikan pendidikan karakter dan moral kepada para siswa. Masyarakat harus memberikan contoh dan teladan yang baik kepada generasi muda. Dan pemerintah harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya akhlak mulia.

Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita bersama-sama membangun generasi muda berakhlak mulia. Marilah kita jadikan akhlak mulia sebagai fondasi kokoh bangsa yang bermartabat. Dengan akhlak mulia, kita akan meraih kemajuan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun