Mohon tunggu...
Noviana Hilfa
Noviana Hilfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rutinitas Salat Dhuha dan Keutamaannya di SMA Islam Sudirman Tembarak oleh Nur Laila

16 Oktober 2024   17:47 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:56 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RUTINITAS SHOLAT DUHA DAN KEUTAMAANYA
DI SMA ISLAM SUDIRMAN TEMBARAK
OLEH: NUR LAILA


Hukum shalat Dhuha adalah sunnah, bahkan dalam pandangan ulama madzhab Maliki dan Syafi'i nilai kesunnahannya sangat kuat sehingga hukumnya adalah sunnah muakkadah, ini setidaknya karena shalat ini rutin dilakukan oleh rasuullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak hanya itu beliau juga mewasiatkan kepada  semua untuk juga merutinkannya.


Terkait waktu mengerjaakan shalat dhuha, yang jelas shalat ini dikerjakan pada siang hari mulai dari setelah matahari terbit hingga setinggi tombak dan berakhir sebelum masuk waktu zuhur/sebelum zawal. Untuk memudahkan, belakangan ini para ulama menjelaskan bahwa waktu shalat dhuha itu dimulai 15 menit setelah mata hari terbit dan berakhir 10/15 menit sebelum waktu zuhur.


Shalat Dhuha Berjamaah
Didalam madzhab As-Syafii khususnya, seperti yang ditulis oleh Prof. Dr. Wahbah Azzuhaily dalam kitabnya Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, bahwa dalam pandangan para ulama dalam madzhab ini hanya ada tujuh shalat sunnah yang disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjamaah, yaitu:
1. Shalat Idul Fitri
2. Shalat Idul Adha
3. Shalat Gerhana Matahari (Kusuf)
4. Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)
5. Shalat Meminta Hujan (Istisqa')
6. Shalat Tarawih
7. Shalat Witir setelah shalat tarawih.

Selain dari tujuh shalat sunnah diatas maka ia tergolong shalat sunnah yang justru sunnahnya dikerjakan  sendiri-sendiri, atau bahasa lainnya disunnahkan untuk dikerjakan tidak berjamaah, seperti shalat rawatib (shalat sunnah setelah shalat wajib), shalat tahajjud, shalat dhuha, shalat witir (yang tidak dikerjakan setelah tarawih), istikharah, dll.


Namun untuk difahami bersama bukan berarti bahwa selain tujuh shalat diatas tidak boleh dikerjakan berjamaah, karena rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah sesekali melakukan shalat selain tujuh itu secara berjamah,


Adapun shalat-shalat sunnah lainnya (selain dari tujuh shalat sunnah diatas) seperti shalat sunnah rawatib, shalat sunnah dhuha dan shalat sunnah mutlak lainnya maka yang demikian tidaklah disyariatkan berjamaah, maksudnya adalah yang demikian bukanlah sebuah kesunnahan, namun jika pun dikerjakan secara berjama hukumnya boleh", demikian kesimpulan Imam An-Nawawi.


Bahkan dihalaman yang sama beliau menegaskan Imam Syafi'i sendiri menegaskan bahwa shalat sunnah berjamaah hukumnya boleh dan tidak apa-apa.
Pada akhirnya bahwa tidak mengapa jika sesekali shalat sunnah dhuha dikerjakan berjamah, karena Rasuullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah sesekali melakukannya, adapun untuk selanjutnya baiknya kita laksanakan sendiri-sendiri, baik di rumah, di kantor, di hotel, di apartemen, di sekolah, ataupun di masjid.

Adapun terkait bacaan imam dalam shalat sunnah berjamaah selain tujuh shalat sunnah diatas yang memang sering dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara berjamaah, maka jika shalat sunnah itu dilakukan pada siang hari (shalat sunnah dhuha misalnya) maka shalat ini dikerjakan dengan tidak mengeraskan suara (sirriyyah), dan jika shalat sunnah tersebut dilakukan pada malam hari (shalat tahajjud misalnya) maka shalat tersebut dilakukan dengan mengeraskan suara (jahriyyah).


Doa Setelah Shalat Dhuha
Secara umum, hingga saat ini,sepanjang yang kami ketahui tidak ada riwayat khusus dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terkait doa khusus setelah shalat dhuha. Adapun terkait doa masyhur yang sering kita dengar:


ALLAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS SAMAA'I FA ANZILHU WA INKAANA FIL ARDHI FA AKHRIJHU WA INKAANA NAAIYAN FAQARRIBHU WA INKAANA QARIIBAN FAYASSIRHU


"Ya Allah, jika rezeki hamba berada di langit maka turunkanlah, jika ia berada di bumi maka keluarkanlah, jika pun ia jauh maka dekatkanlah, dan jika di dekat maka mudahkanlah"


Doa ini diyakini bukanlah hadits Rasulullah shallallah 'alaihi wasallam, sebagian ulama menilai bahwa redaksi diatas masyhur di arab dan tidak jelas juga siapa yang memulai. Namun secara isi tidak ada masalah dengan redaksi diatas. Sehingga jikapun ingin memakai redaksi diatas dalam berdoa setelah shalat sunnah dhuha tentunya tidak ada yang harus dipermasalahkan, bahkan berdoa dengan memakai bahasa daerah masing-masing pun boleh.


Sholat duha di SMA Sudirman sudah menjadi rutinias dipagi hari pada jam 07:00-07:30 sebelum pembelajaran di mulai,jumlah rakaatnya 6-8 rakaat dan 2 rakaat sekali salam lalu dilanjutkan dengan membaca wirid dan asmaul husna secara bersama-sama


 Pada hari senin sebelum upacara melaksanakan sholat duha terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan upacara,pada hari rabu setelah melaksanakan sholat duha ada kajian mengaji surah pendek bersama-sama dan surah pilihan,hari sabtu ada kajian mengaji kitan nashoibul ibad diisi oleh guru pedidikan agama islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun