Mohon tunggu...
Noviana Hilfa
Noviana Hilfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi dan Literasi Sebagai Transformasi Kurikulum PAI Menuju Era Digital

1 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 1 Mei 2024   21:07 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Abstrak

Setiap orang berhak untuk meraih mimpinya dan mendapatkan pendidikan yang layak.meskipun dari latar belakang yang berbeda-beda seorang petani meneruskan harapan kepada anaknya agar secara finansial kedepannya sang anak tidak merasakan apa yang telah di alami oleh orang tuanya, namun menjadi petani dan juga berpendidikan juga termasuk suatu kebanggan tersendiri.ada yang secara finansial mereka berkecukupan tapi tidak peduli dengan dunia pendidikan mereka berkata buat apa sekolah tinggi-tinggi jika pekerjaannya sama dengan anak yang tidak sarjana,Mereka lupa bahwa menuntut ilmu itu wajib sudah dari zaman dulu tapi dalam praktinya dan seiring berjalannya waktu dunia pendidikan sudah luas ada juga yanag tidak peduli dengan pendidikan anaknya faktor ekonomi misalnya dll.

Dalam kurikulum pendidikan agama islam tidak hanya membahas keagamaan saja melainkan moral,ertika,karakter pada anak didik,seiring berjalannya waktu dan di pengaruhi kemajuan zaman teknologi penididikan semakin maju dari kurikulum ktsp,kurikulum 13 dan sekarang kurikulum merdeka,inovasi mengembangkan model pembelajaran semakin maju dan di sesuikan dengan kebutuhan anak kemampuan dan skill anak agar anak didik sejak kecil bisa mendalami kemampuan tersebut.Literasi adalah mengembangkan pengetahuan atau keteramplan individu dalam membaca dan menulis berbicara dan menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

Inovasi pengembangan kurikulum adalah mengembangkan strategi pembelajaran,konsep inovasi dari pengembangan kurikulum ini disesuikan dengan pengembangan zaman social dan teknologi.

Dalam konteks pengembangan kurikulum, inovasi mencakup beberapa aspek utama:

1.Penggunaan Teknologi Inovasi 

Dalam pengembangan kurikulum mencakup penerapan teknologi informasidan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Ini melibatkan penggunaan perangkat digital, platform e-learning, sumber daya online, dan aplikasi khusus yang mendukung pembelajaran siswa.

2.Pengembangan Metode Pembelajaran Inovatif 

Konsep inovasi ini juga mencakup pengembangan metode pembelajaran yang inovatif. Metode ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih baik.Contoh metode pembelajaran inovatif mencakup pendekatan berbasis proyek, pembelajaran berkolaborasi, pembelajaran bermain, dan penggunaan simulasi.

3.Pengembangan Kurikulum yang Relevan 

Inovasi juga mencakup pengembangan kurikulum yang relevan dengan tuntutan zaman. Ini termasuk pembaruan materi kurikulum untuk memastikan bahwa ajaran agama atau mata pelajaran lainnya disampaikan dalam konteks sosial, budaya, dan teknologi yang berkembang.Sehingga siswa dapat memahami cara menerapkan konsep-konsep agama atau ilmu dalam kehidupan sehari-hari mereka.

4.Evaluasi dan Pembaruan Terus-Menerus

Inovasi dalam kurikulum melibatkan siklus evaluasi dan pembaruan yang berkelanjutan. Guru dan lembaga pendidikan secara terus-menerus mengevaluasi efektivitas kurikulum mereka dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan mengikuti perkembangan dalam pendidikan.Salah satu studi kasus yang mencerminkan konsep inovasi dalam kurikulum adalah penggunaan teknologi dan metode pembelajaran inovatif dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

Literasi dalam Pengembangan Kurikulum

 Literasi dalam konteks pendidikan melibatkan keterampilan dasar yang memungkinkan individu untuk membaca, menulis, dan memahami teks. Namun, dalam perkembangannya, konsep literasi telah berkembang jauh lebih dari sekadar keterampilan dasar tersebut. Literasi dalam pendidikan mencakup kemampuan yang lebih luas, seperti kemampuan kritis untuk menginterpretasikan dan menganalisis informasi, mengevaluasi sumber daya, serta menyampaikan pemikiran dengan efektif melalui berbagai media. Ini berarti literasi dalam pendidikan juga mencakup penguasaan terhadap literasi digital dan literasi media.

Integrasi literasi digital dan literasi media dalam kurikulum adalah langkah penting dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang semakin terhubung dan dipengaruhi oleh teknologi serta media. Literasi digital melibatkan pemahaman dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan bijak. Ini termasuk keterampilan mencari informasi secara efektif di internet, mengevaluasi sumber daya digital, dan menjaga keamanan dalam dunia maya. 

Literasi media, di sisi lain, berkaitan dengan kemampuan untuk memahami, menilai, dan berinteraksi dengan pesan media yang tersebar melalui berbagai platform, seperti teks, gambar, dan video.Integrasi literasi digital dan literasi media dalam kurikulum mencakup beberapa komponen penting. 

Pertama, ini melibatkan pengajaran keterampilan penggunaan teknologi yang bijak.Siswa diajarkan tentang pentingnya menjaga privasi, mengidentifikasi sumber daya yang dapat dipercaya, dan menggunakan alat-alat digital secara efektif.

Kedua, kurikulum yang berorientasi literasi juga memasukkan pengembangan keterampilan analisis media. Siswa belajar untuk memahami cara media mempengaruhi pandangan dan opini mereka, serta cara membedakan antara informasi yang sahih dan tidak sahih.

Ketiga, literasi digital dan literasi media dalam kurikulum mencakup pemahaman etika dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi dan media. Siswa diajarkan tentang penggunaan media sosial dengan bijak, hak cipta, serta dampak sosial dan psikologis dari penggunaan teknologi dan media.

Tantangan dan Hambatan dalam Pengembangan Kurikulum Inovatif dan Literasi

Mengadopsi inovasi dalam kurikulum, termasuk dalam konteks pendidikan agama Islam, seringkali dihadapi oleh sejumlah hambatan. Salah satu hambatan utama adalah ketidaktahuan atau ketidakpahaman terhadap konsep inovasi dan kurangnya pemahaman akan manfaatnya. 

Guru dan staf pendidikan mungkin merasa cemas atau tidakpercaya terhadap perubahan yang diusulkan dalam kurikulum mereka. Selain itu, sumber daya terbatas, baik dalam hal dana maupun infrastruktur, dapat menjadi hambatan serius dalam menerapkan inovasi.Kurangnya pelatihan dan dukungan bagi guru juga merupakan faktor yang sering menghambat adopsi inovasi.

selanjutnya, peran guru sangat signifikan, Guru harus memiliki pemahaman yang kuat tentang literasi dan mampu mengintegrasikannya ke dalam pengajaran mereka.Mereka perlu berperan sebagai fasilitator dalam pengembangan keterampilan literasi siswa. Selain itu, motivasi dan komitmen guru dalam melaksanakan kurikulum literasi sangat berpengaruh.

Siswa juga memiliki peran penting dalam kesuksesan literasi dalam kurikulum. Mereka perlu memiliki motivasi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan literasi. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan mereka untuk menerapkan keterampilan literasi dalam konteks nyata sangat relevan. Ini termasuk kemampuan mereka untuk mengkritisi informasi yang mereka temui, menjaga etika dalam berkomunikasi daring, dan menggunakan media dengan bijak.

Terakhir, peran lembaga pendidikan, termasuk sekolah dan universitas, dalam mengatasi tantangan ini sangat penting. Lembaga harus memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum literasi dengan sukses.Ini mencakup pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru, peninjauan dan peningkatan terus-menerus terhadap kurikulum, serta fasilitas dan sumber daya teknologi yang memadai.

KESIMPULAN

Inovasi dalam pengembangan kurikulum adalah suatu kebutuhan yang mendesak dalam pendidikan modern. Konsep ini mencakup penerapan teknologi, metode pembelajaran inovatif, dan pengembangan kurikulum yang relevan. Dalam konteks pendidikan agama Islam, inovasi telah membantu siswa lebih termotivasi dan memahami agama mereka dengan lebih baik. 

Selain itu, literasi, terutama literasi digital dan literasi media, merupakan landasan penting untuk kurikulum di masa depan, memungkinkan siswa untuk menghadapi dunia yang semakin terkoneksi dengan bijak. Mengatasi hambatan dalam mengadopsi inovasi dan literasi memerlukan kerja sama antara guru, siswa, dan lembaga pendidikan. 

Rekomendasi untuk masa depan melibatkan pembaruan kurikulum, integrasi keterampilan literasi, dan pelatihan guru. Dengan pendekatan inovatif dan literasi yang kuat, pendidikan agama Islam akan siap menghadapi tantangan masa depan dengan sukses. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun