Mohon tunggu...
Noviana Rachma
Noviana Rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahsasiswa

Tertarik isu tentang kebijakan, lingkungan hidup dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting, Mahasiswa Tim II KKN UNDIP Ajak Stakeholders Bersinergi Turunkan Stunting melalui Proram Antistunting di Kelurahan Krapyak

14 Agustus 2022   14:10 Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:27 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat (14 /08/2022)

Belakang ini, stunting menjadi masalah yang hangat dibicarakan bahkan di televisi terkadang kita menjumpai iklan tentang pentingnya cegah stunting. Pengertian stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Dalam laporan Riskesdas, kondisi stunting merupakan gabungan antara anak dengan status gizi "pendek" dan "sangat pendek".

Dilihat secara data global, stunting berkontribusi sebesar 15-17 persen pada kasus kematian anak. Anak yang stunting akan mengalami kesulitan belajar sehingga kurang berprestasi di sekolah dan kurang produktif saat dewasa. Bahkan stunting dapat menurunkan penghasilan sebanyak 20 persen. Masalah stunting ini juga masuk dalam target 2.2 SDG's yakni menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030. Dilihat secara nasional, penurunan stunting menjadi  salah satu program yang paling penting karena penurunan stunting berkaitan dengan pembangunan manusia Indonesia yang lebih bisa berdaya saing di masa depan.

Berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang, angka stunting pada anak-anak mencapai 3,10 persen atau 1.367 dari 44.058 anak di Kota Semarang. Di Kecamatan Semarang Barat tercatat per  Juni 2022 angka stunting mencapai 40 anak.  Untuk di Kelurahan Krapyak, angka stunting tertinggi berada di RW 3. Hal ini mendorong mahasiswa Tim II KKN Undip untuk memberikan edukasi kepada stakeholders terkait akan pentignya melakukan pencegahan sedini mungkin. Mahasiswa melalukan edukasi kepada ibu PKK, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

Kami melakukan sosialisasi dengan mengikuti pertemuan ibu-ibu PKK pada 16 Juli 2022 dan menyampaikan pentingnya melakukan pencegahan stunting sedini mungkin  terutama jika mereka memiliki anak yang masih remaja agar memerhatikan asupan gizinya. Karena stunting juga dapat dicegah dengan kondisi ibu yang sehat. Karena dampak dari stunting dapat berdampak kepada tumbuh kembang dan segi kognitif si anak.  Pada 25 Juli 2022 mahasiswa bersama dengan kader RW 3 mengedukasi ibu yang memiliki balita dengan mengenalkan ap aitu stunting, penyebab dan dampaknya. Kami juga memberikan buku saku yang berisi menu -- menu sehat yang dapat dicoba agar gizi anak terpenuhi.

dokpri
dokpri

Tidak sampai situ saja, mahasiswa yang didampingi kader RW 3 juga berkunjung ke rumah ibu hamil untuk mengedukasi mereka pentingnya asupan gizi yang baik sejak masa kandungan dan memberikan edukasi penyebab dari terjadinya stunting agar mereka lebih memahami dan memperhatikan asupan gizi dari masa kandungan hingga kelak saat anaknya lahir. Kami juga memberikan buku menu yang dapat dicoba agar untuk memenuhi gizi yang baik. Dengan melibatkan stakeholder kunci dalam program antistunting di RW 3 diharapkan mereka dapat lebih menyadari pentingnya mencegah stunting dengan menerapkan pemberian gizi yang baik, sanitasi yang terjaga dan pola asuh yang baik.

Penulis : Noviana Rachma (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Dosen Pembimbing Lapangan : Laura Andri Retno Martini, S. S., M. A

Lokasi KKN : Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah

KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2021/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun