Mohon tunggu...
Novi Amalia
Novi Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resolusi Konflik: Analisis Konflik Pragmatis

9 Juli 2023   06:54 Diperbarui: 9 Juli 2023   07:02 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis konflik merupakan studi dan pemahaman tentang realitas konflik dari berbagai perspektif. Analisis konflik dapat dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat dalam konflik, dan pihak yang terlibat dapat dijadikan sebagai narasumber untuk memecahhkan konflik. Analisis konflik pragmatis meliputi teknik pemetaan konflik, jenis dan tipe konflik, dinamika dan intervensi konflik.

Pemetaan Konflik 

Dalam analisis konflik, salah satu langkah yang penting untuk dilakukan yaitu pemetaan konflik. Menurut Simon Fisher, pemetaan konflik merupakan teknik yang digunakan untuk menggambarkan konflik secara grafis, menghubungkan pihak-pihak dengan masalah dan dengan pihak lainnya. Saat masyarakat memiliki perspepsi yang berbeda dalam memetakan situasi mereka secara bersama, mereka saling mempelajari pengalaman dan pandangan masing-masing. Pemetaan konflik memberi deskripsi pendahuluan mengenai berbagai sikap, perilaku, dan berkembang dalam dinamika konflik.

Adapun pemetaan konflik multidisipliner yang dikembangkan oleh Amr Abdalla, sosiolog dari United Nations-University for Peace adalah model SIPABIO. SIPABIO yaitu:

  • Source (sumber konflik). Sumber konflik yang berbeda menyebabkan tipe konflik berbeda.
  • Issues (isu-isu). Isu mengacu pada saling keterkaitan tujuan yang bertentangan di antara pihak bertikai. Isu tersebut diangkat oleh semua pihak yang bertikai dan pihak lain yang tidak teridentifikasi sebagai sumber konflik.
  • Parties (pihak). Pihak-pihak dalam konflik adalah kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik, baik pihak utama yang terlibat langsung dalam kepentingan, pihak sekunder yang tidak terlibat secara langsung dalam kepentingan, maupun pihak tersier yang tidak terlibat dalam kepentingan konflik.
  • Attitudes/feelings (sikap). Sikap merupakan perspepsi dan perasaan yang mempengaruhi pola perilaku konflik. Sikap dapat muncul dalam bentuk positif maupun negatif bagi konflik.
  • Behavior (perilaku/tindakan). Tindakan merupakan aspek perilaku sosial pihak-pihak berkonflik yang muncul dalam bentuk tindakan koersif maupun tindakan non-koersif.
  • Intervention (campur tangan pihak lain). Intervensi adalah tindakan sosial oleh pihak netral yang dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan suatu hubungan yang disengketakan.
  • Outcome (hasil akhir). Dampak dari berbagai tindakan pihak yang berkonflik dalam bentuk situasi. 

Jenis dan Tipe Konflik

Konflik terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu konflik vertikal atau "konflik atas" dan konflik horizontal. Konflik vertikal terjadi antara elite (pusat pemerintahan, kelompok bisnis, aparat militer) dengan massa (rakyat). Sedangkan konflik horizontal terjadi antara massa dengan massa.

Adapun tipe konflik yaitu penggambaran persoalan sikap, perilaku, dan situai yang ada. Tipe konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka, dan konflik di permukaan. Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif stabil, hubungan antar kelompok dapat saling memuaskan dan damai. Tipe ini tidak berarti bahwa tidak ada konflik yang signifikan dalam masyarakat, tetapi ada beberapa kemungkinan dari situasi ini. Pertama, masyarakat mampu menciptakan struktur sosial yang mencegah terjadinya konflik kekerasan. Kedua, sifat budaya yang memungkinkan anggota masyarakat menjauhi permusuhan dan kekerasan.

Konflik laten adalah situasi di mana ada banyak masalah, sifatnya tersembunyi, dan perlu diangkat ke permukaan agar dapat ditangani. Kehidupan masyarakat yang tampak stabil dan harmonis bukan jaminan tidak ada permusuhan dan konflik dalam masyarakat.

Konflik terbuka adalah situasi di mana konflik sosial telah muncul yang mengakar dan sangat nyata, dan membutuhkan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan akibatnya. Dalam situasi konflik terbuka, semakin banyak pihak yang berkonflik muncul dan aspirasi berkembang pesat seperti epidemi.

Konflik di permukaan, memiliki akar dangkal atau tanpa akar yang hanya berakar dari kurangnya pemahaman tentang tujuan yang dapat diselesaikan melalui peningkatan komunikasi (dialog terbuka).

Dinamika dan Intervensi Konflik

Tahapan dinamika konflik meliputi prakonflik, konfrontasi, krisis, akibat, dan pascakonflik: pertama, Prakonflik adalah masa ketika terjadi ketidaksesuaian tujuan antara dua pihak atau lebih, sehingga menimbulkan konflik. Kedua, konfrontasi mengungkapkan tahap di mana konflik mulai terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada masalah, mungkin pendukungnya memulai aksi unjuk rasa atau perilaku konfrontatif lainnya. Ketiga, krisis adalah puncak konflik. Tahap di mana konflik pecah dalam kekerasan yang dilakukan secara intens dan massal. Keempat, pascakonflik adalah situasi yang diselesaikan dengan mengakhiri berbagai konflik kekerasan, menurunkan ketegangan, dan membawa hubungan ke keadaan yang lebih normal di antara kedua pihak. Pascakonflik juga dapat digambarkan sebagai tahap de-eskalasi konflik kekerasan.

Terdapat beberapa bentuk dan tingkatan intervensi konflik. pertama adalah negosiasi perdamaian, biasanya dalam bentuk intervensi militer. Dinamika konflik biasanya berada pada puncak eskalasi, ditandai dengan reproduksi tindakan kekerasan, mobilisasi skala besar, dan kurangnya komitmen untuk mengakhiri konflik kekerasan. Kedua, pemeliharaan perdamaian. Ini juga berupa intervensi militer untuk mencegah pihak-pihak yang telah berhenti berkonflik untuk melakukan kekerasan lagi. Ketiga, manajemen konflik yang mulai menghasilkan upaya pemecahan masalah yang berbeda, melibatkan berbagai pihak untuk mencari solusi masalah. Beberapa upaya penanganan konflik tersebut dapat berupa negosiasi, mediasi, penyelesaian melalui pengadilan, arbitrase, dan lokakarya penyelesaian masalah. Keempat, perdamaian. Ini adalah proses meningkatkan kemakmuran, membangun infrastruktur, dan mendamaikan semua pihak yang berkonflik. Semua proses di atas merupakan bagian dari transformasi konflik, proses mengatasi berbagai persoalan konflik, penyebab konflik dan konsekuensi negatifnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun