2. Kreatif Langkah selanjutnya adalah kreativitas dan ekspresif. Cara ini dapat dilakukan orang dewasa untuk membuat lingkungan dalam keluarga tetap sehat. Kreativitas bisa membantu pemikiran dan membangun kembali hubungan keluarga.
3. Membangun Kepercayaan Cara mengatasi broken home yaitu membangun kepercayaan orang-orang terdekat. Kepercayaan penting untuk tumbuh kembang anak dan hubungan keluarga.
 4. Mencari Bantuan Mencari bantuan profesional, dukungan keluarga, dan teman penting untuk mengatasi broken home. Adanya bantuan dan dukungan ini untuk mengatasi permasalahan sulit dan mencegah hal buruk terjadi.
5. Mencoba Memaafkan Kebiasaan memaafkan penting untuk memperbaiki suatu hubungan. Setiap keluarga pastinya punya masalah yang harus dihadapi. Minta maaf menjadi cara terbaik untuk mencegah perpisahan
3. Dampak Broken Home
Anak-anak rentang mengalami stress dan depresi Dampak broken home membuat anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Sebagian anak sering membolos hingga membuat keributan. Keluarga broken home rentan mengalami masalah keuangan yang berdampak pada aktivitas anak Kepribadian anak akan terganggu karena broken home. Mereka rentan berperilaku nakal, melakukan hal buruk, hingga konsumsi obat-obatan terlarang.
Dewasa ini, kita banyak menemui remaja yang cenderung mudah terkena depresi atau frustasi karena berbagai faktor. Entah itu masalah pribadi, ataupun masalah lingkungan. Salah satu faktor yang sering menjadi latar belakang penyebab remaja depresi adalah faktor orang tua. Baca juga tentang Pengaruh Musik Terhadap Emosi Remaja
- Kebanyakan orang tua yang mengalami perceraian menjadikan sang remaja menjadi anak broken home, atau dikenal dengan anak dari keluarga tidak harmonis.
- Sebutan ini, secara tidak langsung berdampak terhadap kondisi psikologi anak yang takut akan sebutan dari orang lain kepada dirinya. Disisi lain, remaja merupakan fase kritis dimana ia sedang berada di dalam peralihan dari seorang anak menuju dewasa. Dan di masa peralihan, remaja akan mencari jati dirinya seiring dengan perkembangan baik fisik maupun psikisnya. Baca juga tentang Pengaruh Gaya Hidup Modern Terhadap Diri Sendiri
- Dalam menjalani proses ini, remaja membutuhkan dukungan dan perhatian dari orang -- orang yang dicintai dan mencintainya. Remaja membutuhkan saran, pembenaran atau kesalahan, serta perlindungan atas tindakan -- tindakan yang ia lakukan.
- Melihat kondisi diatas, orang tua lah yang berperan penting dan atau sebagai faktor utama keberhasilan seorang anak mengatasi fase peralihannya untuk menjadi seorang dewasa yang sebenarnya. Orang tua akan selalu dianggap sebagai panutan seorang anak dalam perkembangan psikisnya. Baca juga tentang  Pengaruh Perkembangan Fisik Remaja dalam Proses Belajar
- Apabila orang tua selalu sering berpendapat dan atau berdebat lalu menghasilkan kesalah pahaman serta menjadikan suasana rumah tangga tidak harmonis, sang anak akan tertekan dan bingung harus mengerti sisi yang mana. Sementara dia sendiri sudah penuh dengan masalah-masalah remaja yang sedang ia alami.
- Terlebih, apabila orang tua tidak pernah menganggap masalah yang remaja alami sebagai masalah "sebenarnya" dan cenderung apatis, sang anak akan terbiasa memendam masalah tersebut atau malah mengalihkannya ke arah-arah yang negatif. Baca juga tentang Pengaruh Budaya Dalam Perkembangan Remaja
- Setelah sang anak memilih untuk mengalihnya ke arah yang negatif karena orang tua tidak lagi dianggapnya bisa membantu menyelesaikan permasalahannya, faktor lingkungan lah yang menjadi alter ego remaja. Dalam kondisi labil, bukan tidak mungkin remaja akan terjerumus ke pergaulan yang negatif akibat kurangnya perhatian serta dukungan orang tua atas apa yang sedang ia alami saat ini.
cara mencegah anak broken home terjerumus ke hal -- hal negatif, antara lain:
- Mendidik dan membimbing remaja sesuai dengan kondisi situasinya
- Mendorong remaja aktif di kegiatan sosialisasi lingkungan
- Perbanyak berikan pengetahuan spiritual untuk menambah keimanannya.
- Tidak meninggalkannya sendirian
- Mendengarkan segala curhatannya
- Jadikan bahu kita sebagai sandarannya
- Berikan saran yang tepat tanpa menyakiti hatinya
- Membantunya sewajarnya
- Memberi ia pengalaman atas pembenaran dan kesalahan atas tindakan yang ia buat agar ia mampu berkembang
Berikan tanggung jawab agar ia aktif dalam memainkan emosi dan logikanya
Â
Kesimpulan