Pembentukan karakter pada anak sejak dini adalah sesuatu hal yang sangat penting, di mana anak akan mengenal sifat ataupun perilakunya sendiri. Di Indonesia anak-anak kurang memahami arti karakter, karakter sendiri memiliki arti sifat khusus dan perilaku seseorang yang menjadi ciri-cirinya.
Tak banyak orang tua yang memahami bagaimana cara membentuk karakter seorang anak sejak dini. Pendidikan di Indonesia pun, masih terbilang jauh dari kata sempurna, untuk membina pelajar agar memahami karakter seseorang.
Karakter sendiri terbentuk dari dua sisi, yaitu eksternal dan internal. Sisi Eksternal adalah  karakter yang terbentuk dari lingkungan dan keluarga. Bimbingan dan arahan orang tua sangat berpengaruh pada anak, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif pula pada sang anak. Sisi Internal, yaitu karakter yang terbentuk dalam dirinya dan sudut pandangnya terhadap dunia.
Contoh karakter yang positif ,yaitu selalu berkata jujur, menolong sesama manusia, dapat dipercaya, menghargai orang lain, menghormati orang tua dan sebagainya.
Di masa usia dini anak sangat cepat menyerap informasi, dan disitulah peran orang tua sangat diperlukan. Anak usia dini biasanya akan meniru kebiasaan Ibu dan Ayahnya, bagi sang anak Ibu dan Ayah adalah guru pertama baginya. Oleh karena itu peran orang tua sangat lah penting.
Ada lima cara untuk membentuk karakter anak sejak dini yang dapat diterapkan, yaitu :
1.Pendidikan Agama, yaitu memberitahu siapa sang penciptanya, tanamkan rasa cintanya pada sang pencipta, tanamkan pula rasa takutnya pada sang pencipta agar iman mereka kuat.
2.Anak adalah peniru terbaik yang dimaksud adalah anak sangat mudah menyerap kebiasaan orang lain, oleh karena itu berperilakulah yang baik pada anak, berkata jujur, dan tidak kasar.
3.Mengatakan salah jika itu kesalahannya, maksudnya adalah jika anak melalukan sesuatu hal yang salah, maka katakan salah, jangan memanjakannya dengan mengatakan "diakan masih kecil, belum paham".
4. Mengawasi apa yang anak lakukan, jika anak sejak dini sudah diberikan smartphone atau gawai sebaiknya diawasi dengan bijak. Awasi apa saja yang ia lihat, dengar, dan ia ikuti. Sebaiknya beri batasan waktu main smartphone atau gawai pada anak.
5. Bertukar cerita, anak akan lebih merasa nyaman jika kedua orang tua memberikan perhatian yang cukup. Salah satunya dengan berukar cerita, atau menanyakan hal apa saja yang anak lakukan hari ini, bagaimana cara anak bersabar dalam menghadapi sebuah masalah.
Pendidikan karakter di Indonesia seharusnya diajarkan di sekolah-sekolah, dari mulai Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan karakter akan terfokus kepada sifat dan perilaku setiap anak, harus di perhatikan dari hal kecil sampai besar. Setiap anak harus mendapatkan konseling yang baik, seperti mengajak mereka bermain, menanyakan apa yang mereka rasakan, bercerita suatu pengalaman, dan semacamnya.
Hal ini dapat membentuk sebuah karakter yang positif, mereka akan mudah berkata jujur, menghargai sesuatu, dan dapat bersyukur atas apa yang mereka peroleh. Saat ini di Indonesia sedang mengalami krisis moral dan akhlak. Akhir-akhir ini banyak sekali remaja dan anak Indonesia yang tidak malu berperilaku buruk di depan umum. Oleh sebab itu selain peran orang tua, lingkungan sekolahpun harus mendukung adanya Pendidikan karakter sejak dini.
Setelah mencermati pembentukan karakter sejak dini adalah faktor utama kemajuan pada suatu negara, maka dari itu pendidikan karakter harus diadakan pada tiap-tiap sekolah di seluruh Indonesia. Selain itu keteladanan sangat penting dalam sebuah proses kesuksesan, maka dari itu mari saling berkaca diri agar dapat memperbaiki, dan mecontohkan pada adik, saudara, teman-teman di negara tercinta kita, memiliki karakter yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H